Wednesday, July 29, 2015

TEORI DETERMINASI PENDAPATAN NASIONAL

III. TEORI DETERMINASI PENDAPATAN NASIONAL (PEREKONOMIAN 2 SEKTOR)
1. PENDEKATAN  ANALISA DETERMINASI PENDAPATAN NASIONAL
. Investasi
            Investasi adalah penambahan stok modal di suatu negara seperti bangunan, peralatan produksi dan barang – barang inventaris dalam waktu satu tahun. Investasi merupakan pengorbanan konsumsi saat ini untuk memperbesar konsumsi di masa mendatang. Termasuk tindakan kita untuk tidak membelanjakan uang yang ada. Akan tetapi menurut para pakar ekonomi investasi merupakan produksi barang-barang modal tahan lama.

2.   Determinasi DNP dengan faktor Pemerintah
            Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah merupakan konsumen terbesar, oleh karena intu dalam menghitung GNP harus mengikut sertakan nilai produk yang dikonsumsi atau diinvestasikan oleh seluruh bangsa secara kolektif. Dengan demikian kita harus memasukan barang-barang pribadi dan barang-barang yang berupa fasilitas umun.
            Pengeluaran pembayaran transfer hanya memasukan pembelanjaan pemerintah terhadap barang dan jasa dan tidak memasukan pengeluaran terhadap pembayaran trasnfer.
            Pembayaran transfer pemerintah adalah pembayaran pemerintak kepada individu-individu yang tidak dipakai untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai penghasilannya. Pengeluaran pemerintah berupa bantuan tunjangan kepada para pengenggur, uang pensiun, bantuan bagi anak yatim piatu atau orang cacat termasuk pembayaran transfer.

3. Kaitan Investasi Dengan Tabungan
            Salah satu kaitan penting dalam perhitungan pendapatan nasional adalah kaitan antara tabungan dan investasi. Untuk mengukur investasi dapat dilakukan dengan pendekatan arus barang dan pendekatan arus penghasilan/biaya.







2. FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
Konsumsi dan Tabungan
            Konsumsi adalah komponen tunggal terbesar dari GNP mencangkup 66% dari pengeluaran total. Komponen utama dari konsumsi adalah perumahan, kendaraan bermotor, makanan dan pelayanan kesehatan.
            Ada tiga komponen utama konsumsi :
1.      Barang-barang tahan lama seperti mobil.
2.      Barang-barang tidak tahan lama seperti makanan
3.      Jasa-jasa seperti seperti pendidikan tinggi.
Tabungan, merupakan bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi. Jadi tabungan adalah pendapatan dikurangi konsumsi.

2. Fungsi Konsumsi
            Fungsi konsumsi menunjukan hubungan hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan disposibel perorangan.
            Titik impas ( break even point ) terjadi bilamana tingkat pengeluaran tepat sama dengan pendapatan disposibel.
            Faktor-faktor yang menentukan konsumsi adalah :
a.       Pendapatan disposibel
b.      Pendapatan permanen adalah tingkat pendapatan yang akan diterima rumah tangga
c.       Kekayaan atau faktor lain, kekayaan membuktikan bahwa kekayaan yang lebih tinggi mengakibatkan konsumsi lebih tinggi.

3. Fungsi Tabungan
            Fungsi tabungan menunjukan hubungan antara tingkat tabungan dengan tingkat pendapatan.
a.      MPC ( marginal propensity to consume )
Adalah tambahan jumlah pengeluaran konsumsi oleh masyarakat sejalan dengan peningkatan pendapatan, atau tambahan konsumsi akibat naiknya pendapatan.
MPC = ^C
            ^ Yd 
b.      MPS ( marginal propensity to save )
Adalah tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahan tabungan atau tambahan menabung sebagai akibat dari tambahan pendapatan.
                        MPS =  ^S 
                                    ^Yd

c.       APC ( Average propensity to consume )
Atau kecenderungan mengkonsumsi rata-rata pada tingkat pendapatan nasional tertentu artinya perbandingan antara besarnya suatu konsumsi pada suatu tingakat pendapatan nasional dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri.
APC  =  Cn
              Yn
d.      PTC ( Propensity to consume )
Adalah kecenderungan untuk mengkonsumsi atau kecenderungan individu-individu untuk mengeluarkan sebagian dari pendapatan mereka untuk tujuan konsumsi.
PTC  =  C
              Y
e.       APS ( average propensity to save )
Atau kecenderungan menabunga rata-rata. Pada waktu rumah tangga mengambil tabungan, maka nilai APS negatif. Sebaliknya pada waktu pendapatan disposibelnya tidak dibelanjakan, maka APS positif. Selain itu kenaikan pendapatan disposibel akan menaikan konsumsi rumah tangga. Tetapi jika kenaikan konsumsi lebih kecil dari pendapatan disposible, maka kelebihan disposibel itu akan ditabung.
APS  =  S
             Yd
f.       PTS ( propensity to save )
Adalah kecenderungan individu untuk mengeluarkan sebagian pendapatannya untuk tabungan.
PTS  =  S
            Y

3. FUNGSI KONSUMSI JANGKA PENDEK DAN  JANGKA PANJANG
  1. FUNGSI  KONSUMSI
Adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara variabel pendapatan nasional ( Y ) dengan variabel konsumsi ( C ).  Fungsi konsumsi menurut JM Keynes dirumuskan sebagai
C = Co  + cY
Karakteristik Fungsi Konsumsi Keynes adalah :http://izzamafruhah.wordpress.com/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif?m=1207340914g
  1. Besarnya pengeluaran konsumsi ( C ) dipengaruhi secara positif dan searah  oleh besarnya pendapatan
  2. Merupakan fungsi konsumsi jangka pendek, ditunjukkan adanya  konsumsi otonom ( Co )  yaitu
¨      Pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan sama dengan nol ( 0 )
¨      Pengeluaran konsumsi yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan
1.      c    = Marginal Propensity to Consume  ( MPC ) yaitu besarnya kecenderungan perubahan konsumsi ketika pendapatan  berubah (  D C / DY ).  0 < c < 1, atau MPC positif tapi kurang dari 1. (Ini berdasarkan Fundamental Psychological Law).  Dimana c merupakan slope kurva konsumsi.
2.      Y   adalah pendapatan yang siap dibelanjakan  atau disebut disposible income yaitu  Y d          =  Y – tax + subsidi
3.      Average Propensity to Consume  atau kecenderungan rata – rata untuk berkonsumsi .
APC          =  C / Y           = Co   +  cY    = c       +          Co / cY
Y
¨      Besarnya APC tidak konstan, tetapi membesar dengan semakin besarnya C
¨      Dalam jangka pendek  APC > MPC
¨      APC  ( pada satu tingkat pendapatan ) adalah slope garis yang dibuat dari titik origin ke suatu titik pada kurva konsumsi ( pada tingkat pendapatan tertentu
  1. Fungsi konsumsi  jangka panjang Keynes mempunyai sifat – sifat sebagai berikut:
¨      Fungsinya C    = kY
¨      MPC  =  APC
¨      MPC  jangka panjang    >  MPC  jangka pendek
¨      Tidak ada autonomous consumption, karena dalam jangka panjang apabila tidak ada pendapatan maka tidak bisa berkonsumsi.
Hubungan  Konsumsi  Jangka Panjang dan jangka Pendek
Dalam jangka panjang , pola konsumsi menurut Keynes akan membentuk suatu pola tertentu  dengan berbagai model. Model – model tersebut dikembangkan  oleh pengikut – pengikut Keynes. Terdapat tiga model hubungan konsumsi jangka panjang dan jangka pendek yang perlu dibahas di sini, ayitu :
  1. Permanent Income Hypothesis, menurut  Milton Friedman, pendapatan permanen terdiri dari pendapatan periode lalu ditambah dengan windfall  income yang diyakini menjadi bagian dari pendapatan permanen.  Keyakinan itu diwujudkan dalam koefisien  adaptasi  yang dinotasikan dengan g.  Dalam jangka pendek g terletak antara 0 dan satu. Semakin mendekati 0 artinya konsumen semakin pesimis bahwa windfall income akan menjadi pendapatan permanen, sementara semakin mendekati 1 artinya konsumen semakin optimis. Dalam jangka panjang besarnya g adalah 1, artinya seluruh windfall akan menjadi pendapatan permanen.
C         = k ( 1 – g ) Yt-1 + kg Yt
Relative Income Hypothesis, menurut Duessenbery jika pendapatan berubah maka pola konsumsi juga akan berubah mengikuti jalur perubahan yang ratchet, karena pola – pola perubahan konsumsi tersebut melalui tahap – tahap penyesuaian. Dalam jangka pendek karena konsumen belum bisa menyesuaikan pola konsumsi dengan pendapatan yang baru, maka konsumen tetap mendasarkan pola konsumsinya  pada pendapatan yang lama, baru dalam jangka panjang pola konsumsi akan mengikuti pada pendapatan yang baru. Sulitnya penyesuaian terhadap pendapatan yang baru adalah karena psychological shock pada kasus pendapatan turun. Secara grafis, model konsumsi Relative income
4.      INVESTASI DAN MULTIPLIER INVESTMENT
INVESMENT atau INVESTASI ( Capital Fermation )
Investasi adalah penanaman modal atau penambahan alat-alat produksi guna menaikkan harga produk nasional.

©  Fungsi Investasi dengan pendapatan nasional.
I   =  I0  +  aY
 
Dimana :
I   : Besarnya pengeluaran investasi dalam masyarakat
I: Besarnya pengeluaran investasi pada tingkat pendapatan nasional sebesar nol.
a  : Hasrat investasi marginal ( Marginal Propencity to Investment )           

MPI  =   I
             Y

©  Bentuk-bentuk Investasi
1.       Atas dasar hubungan pendapatan nasional, investasi disebabkan oleh :
a.       Autonomous Invesment
b.       Induced Invesment
2.       Atas dasar pelaku pelaksana investasi, maka pelaksanaan investasi terbagi atas :
a.       Publik Investment
b.       Privat Invesment
c.       Foreight Invesment, dipengaruhi oleh :
·         Menurunnya tingkat bunga
·         Penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi
·         Meningkatnya jumlah penduduk
·         Meluasnya pasar produksi masyarakat

Secara otomatis, apabila investasi bertambah maka nilai MEC juga akan bertambah.
MEC  ( Marginal Effisiensi of Capital  )adalah prosentase keuntungan pertahun.
Nilai MEC dapat diketahui melalui fungsi :
        MEC =       Profit       x 100%
                     Investasi

5.       


E.      PENDAPATAN NASIONAL DALAM KESEIMBANGAN
National Income Equilibrium adalah satu tingkat dari pendapatan nasional yang pada tingkat itu tidak dijumpai adanya gejala-gejala timbulnya perubahan. Dapat dicapai jika besarnya Saving sama dengan besarnya Investasi ( S = I ).
Fungsi Pendapatan nasional dalam keseimbangan :
         Ye =       1      ( a + I )
                    1 – b
 




Ø  Kapasitas produksi Nasional
Berdasarkan macamnya, faktor produksi dibedakan menjadi :
a.       Faktor produksi alam ( Natural Recources )
b.      Faktor produksi tenaga manusia ( Human Recources )
c.       Faktor produksi modal ( Capital Recources )
Ø  Tingkat Kesempatan Dan Kapasitas Produksi Nasional terbagi atas :
ž  Full employment adalah perekonomian yang semua kapasitasnya dalam penggunaan penuh.
ž  Under employment adalah perekonomian dimana ada sebagian kapasitas produksinya yang menganggur/tidak terpakai.
ž  Over employment adalah apabila kapasitas produksi nasional sudah dalam penggunaan penuh.
Ø  Inflationary dan Deflationary
ž  Inflationary gap adalah keadaan dimana besarnya angka perbedaan antara jumlah inventasi lebih tinggi dari pada saving full employment ( Sf ).
ž  Deflationary gap adalah keadaan dimana besarnya angka perbedaan antara full saving employment ( Sf ) lebih tinggi dari pada Investasi.


F.       MULTIPLIER dan ACCELERATOR
ž  Multiplier adalah angka pengganda investasi yang akhirnya  koefisien angka menunjukkan berapakah perubahan pendapatan sebagai akibat dari perubahan investasi.
Apabila multiplier dinotasikan dengan K, maka :
      K  =  1 / MPS
                   


ž  Accelerasi adalah angka yang menunjukkan seberapa besar nilai investasi sebagai akibat dari bertambahnya konsumsi.
      ACC  =  I / C




G.     COR dan ICOR
ž  Cor  (Capital Output Ratio) yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara besarnya investasi dengan besarnya hasil produksi nasional.
Apabila :  Y = Pendapatan nasional
          K = Besarnya Investasi yang di butuhkan
               COR  =  K / Y
Maka


ž 
I           COR  =  K / Y
Icor (Incremental Capital Output Ratio) yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara pertambahan investasi dengan pertambahan pendapatan.







5.PENDAPATAN NASIONAL KESEIMBANGAN (NATIONAL INCOME
   EQUILIBRIUM) PEREKONOMIAN 2 SEKTOR
Keadaan ekonomi yang diharapkan oleh suatu negara:
                1. Tingkat kesempatan kerja (KK) yang tinggi
                2. Peningkatan kapasitas produksi nasional yang tinggi
                3. Tingkat pendapatan nasional yang tinggi
                4. Keadaan perekonomian yang stabil
                5. Neraca Pembayaran LN yang seimbang (NPI tidak defisit).
                6. Distribusi pendapatan yang lebih merata.
Dalam Analisa Pendapatan Nasional (APN), pembahasannya dibagi menjadi beberapa tahap, yakni:
  1. APN untuk perekonomian tertutup sederhana (tanpa kebijakan fiskal):
(Perekonomian 2 sektor) . Asumsi: Y = C + I
  1. APN untuk perekonomian tertutup dengan Kebijakan Fiskal (Perekonomian 3 sektor)
a)      Sistem Pajak sederhana (besarnya pajak sudah tertentu)
b)      Sistem pajak yang ”built in flexible”
            Asumsi: Y = C + I + G
  1. APN untuk perekonomian terbuka.(Perekonomian 4 sektor)
a)      Tanpa Kebijakan Fiskal ; Asumsi: Y = C + I + (X-M)
b)      Dengan Kebijakan Fiskal: i) Sistem pajak sederhana; ii) Sistem pajak yang ”built in flexible”
Asumsi: Y = C + I + G + (X – M)
Dalam pembahasan tentang APN, asumsi untuk keadaan perekonomian yang dibahas (misalnya untuk perekonomian tertutup, dengan kebijakan fiskal atau tidak, atau perekonomian terbuka), mempengaruhi besarnya angka pengganda yang dihasilkan.
Berikut bahasan tentang APN.

Pendapatan Nasional

                Untuk mengukur keberhasilan sebuah perekonomian antara lain dengan melihat pendapatan nasional, produk nasional, tingkat Kesempatan Kerja (KK), tingkat harga dan posisi Neraca Pembayaran Internasional (NPI). Dari berbagai tolok ukur tsb., yang menjadi pusat perhatian ekonomi makro adalah pendapatan nasional (national income), yang dalam artian tertentu nilainya tidak berbeda dengan produk nasional (national product).
            Perkiraan pendapatan dan produk nasional merupakan rekening atau perkiraan (disebut juga account), yang memuat di satu sisi komponen-komponen pendapatan nasional dan di sisi lain komponen-komponen produk nasional.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 


 

PERKIRAAN PENDAPATAN DAN PRODUK NASIONAL

                                                                                                     
Pendapatan                                                                                       Produk
Upah dan gaji                                    Rp  ………. ..                          Pengeluaran konsumsi  Rp ………
Sewa                                                     Rp  …………                           Pengeluaran investasi      Rp  ………
Bunga                                                   Rp  …………                           Pengeluaran pemerintah Rp ………
Laba                                                       Rp  …………                           Ekspor netto                          Rp ………
                                                          


Pendapatan Nasional
Atas dasar biaya
faktor produksi                 Rp  ………….
+  Transfer perusahaan Rp  ………….
+  Pajak tak langsung                      Rp …………..
-  Subsidi                                              Rp  ………….
+  Penyusutan                                   Rp  ………….
                                                        
Pendapatan Nasional atas                                                            Produk Nasional
Dasar harga pasar            Rp  …………..         atas dasar harga pasar   Rp  ………..
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               
 
1.  Analisa Pendapatan Nasional untuk Perekonomian Tertutup Sederhana
    (Perekonoian 2 Sektor)
Dalam ilmu ekonomi, ada 2 macam pendekatan:
1.      Analisa statik: static equilibrium analysis, menggunakan asumsi bahwa perekonomian yang dianalisa merupakan perekonomian stasioner, yakni perekonomian yang tidak mengalami perubahan-perubahan kecuali apabila terjadi adanya perubahan pada salah satu atau beberapa variabel eksogennya (variabel eksogen = yang berasal dari luar model yang dipakai). Analisa ini lebih banyak dibahas di sini.
2.      Analisa Dinamik: menuntut kita mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi dalam perekonomian dari waktu ke waktu.
 
Variabel-variabel ekonomi agregatif dalam perekonomian tertutup sederhana
                Perekonomian tertutup sederhana: tidak mengenal hubungan ekonomi dengan negara lain (tertutup); dan tidak mengenal transaksi ekonomi oleh pemerintah (sederhana).
     Y = C + I 
     Y = Pendapatan nas./th.
      C = Konsumsi RT./th.

      I = Investasi/th.



1.1 Keadaan Ekuilibrium

·         Dari segi sumber atau asalnya, pendapatan nasional (= Y) terdiri dari konsumsi dan investasi. Jadi Y = C + I; sedangkan dari sisi penggunaannya, pendapatan nasional sebagian digunakan untuk pengeluaran konsumsi dan selebihnya adalah saving, atau Y = C + S.  Bila Y pada periode 0 digunakan pada periode 1, Y periode 1 digunakan pada periode 2, kemudian Y periode 2 digunakan pada periode 3 dan seterusnya, maka hubungan konsumsi, investasi, saving dan pendapatan nasional dapat digambarkan sbb.:
C0 + I0 = Y0
                 Y0 = C1 + S 1
                              C1 + I 1  =         Y1
                                                        Y1 = C2 + S 2
                                                               C2 + I 2  = Y2
                                                                                        Y2  = C3 + S 3
                                                                                                 C3 + I 3  = Y3
                                                                                                                        dan seterusnya.

·         Pendapatan nasional ekuilibrium: tingkat pendapatan nasional, dimana tidak ada kekuatan ekonomi yang mempunyai tendensi untuk mengubahnya, apabila dipenuhi syarat     Y0 = Y1 = Y2 = Y3 = Y4 dst.  Karena C = f (Y), jika Y ekuilibrium, maka C juga ekuilibrium, atau C0 = C1 = C2 = C3 = C4  dst. Dengan demikian bila Y0 = Y1 = Y2 = Y3 = Y4  dan seterusnya, maka  S0 = S1 = S2 = S3 = S4  dst.à sehingga dapat disimpulkan bahwa kalau : S1 = I1  maka à  Y0 = Y1; kalau  S2 = I2   maka Y1 = Y2, demikian seterusnya. Jadi pendapatan nasional akan mencapai ekuilibrium jika: S = I




Cara untuk menghitung Y nas. Ekuilibrium :

Y = C + I  
      C       = a  +   cY atau  C = C0  +   cY ;   C0 = a = autonomous Consumption
      Maka :  Y = C0  +   cY  + I
              Y – cY = C0 + I
                 (1 – c ) Y =  C0 + I
                                  Yek. =     1       (C0 + I) à Pendapatan nasional ekuilibrium
                                                 (1 – c)

Catatan : C = konsumsi RT / th. ; dan I = Investasi / th. à merupakan variabel eksogen, yaitu variabel yang tidak diuraikan oleh model-model à variabel eksogen dianggap datum.,  Misal : I = Rp 40 milyar / th. à dengan tanda bar.

Contoh:
Diketahui: Fungsi C = 0,75 Y + 20 tr; dan Investasi/ th = 40 tr.
Hitunglah: Y, C, S ekuilibrium.
Jawab:
Y ek. =     1        (20 + 40) =  4 (60) = 240
            (1-0,75)
 C ek = 0,75 Y + 20 = 0,75 (240) + 20 = 200
 S ek = Y – C = 240 – 200 = 40

 

Fungsi Konsumsi, APC dan MPC


C             = a  +   cY
c              = MPC  =  dC/dY ; besarnya:  0,5 <  c  <  1
APCn = Cn/Yn
APCn      = average propensity to consume pada tingkat pendapatan nasional sebesar “n”
C             = (APCn  - MPC)  Yn  + MPC . Y
a              = (APCn   -  MPC ) Yn


Contoh  :
Diketahui : Y nasional = Rp 100m/thà C  = 95 m
       Y nasional = Rp 120m/thà C  = 110 m
Ditanyakan :
a.      Fungsi konsumsi
b.      BEP (Break Even Point) tercapai pada tingkat pendapatan nasional berapa ?
Jawab :
APC100   = C100 / Y100         = 95/100   =  0,95
APC120   = C120 / Y120         = 110/120                           
MPC      = dC / dY              = (C120 – C100) : (Y120 – Y100)
                = (110 – 95) / (120 –100)  = 15/20  = 0,75

a.            C             = (APCn –MPC) Yn  + MPC . Y
                                = (0,95 – 0,75) . 100  + 0,75 Y  atau       C= (110/120 – 0,75) 120 + 0,75 Y
C             =  20 + 0,75 Y

b.            BEPà   C = Y à Y- C =0
                Y – (20 + 0,75 Y) = 0
                 0,25 Y                   = 20
                                Y              = 80

Fungsi Saving

                Saving/tabungan adalah bagian daripada pendapatan nasional/th yang tidak dikonsumsi atau dibelanjakan.
S              = Y-C
S              = Y – a – cY
S              =(1-c)Y –a
Jika C = 20  + 0,75 Y
S              = - 20 + 0,25Y
S              = MPS  = dS / dY                               APSn = Sn/Yn
MPC + MPS =1                                  APCn  + APSn  = 1
MPC      = 1 – MPS                            APCn  = 1 - APSn
MPS       = 1 – MPC                            APSn   = 1 – APCn


Y = C + Sà Yn  = Cn  + Sn
Yn/ Yn  = Cn/Yn  + Sn/Yn
1                     = APCn  + APSn

Angka Pengganda (multiplier)
  • k    = besarnya multiplier
  • δ Y = k δI  ®     δY/δI = multiplier investasi
  • Macam-macam multiplier : multiplier pajak, Consumsi pemerintah, Transfer, dsb.
  • Angka pengganda investasi :
  • kI = = 1/ (1-c) atau 1/ (1-MPC) = 1/ (MPS)


Contoh :

Diketahui :

C = 0,75 Y + 20

I periode 1 = 40 m ;  I periode 2 = 80 m

Hitung : Y nas. Ekuilibrium pada periode 2
Jawab :         kI  = 1/MPS = 1/0,25 = 4
                        dI = I2- I1 = 80 – 40 = 40
Y nas. Periode 1 :
        Y = 1/MPS (a+I) + 4 (20+40) = 240
Y nas. Periode 2 :
        Y2 = Y1 + dY = Y1 + dI kI =240 + 4 (40) = 400
*** Jadi perubahan pendapatan nasional ekuilibrium adalah sebesar angka pengganda x    besarnya perubahan Investasi; berarti perubahan I harus terus menerus.

 

Perubahan jumlah Konsumsi dan Perubahan jumlah Saving

C1            = C0  + dC
dC           = MPC . dY

C1        = C0   + MPC . dY

S1            = S0   + dS
dS           = MPS . dY
S1            = S0  + MPS . dY    ; karena MPC  + MPS  = 1, maka :
S1            = S0  + (1 – MPC ). dY










Contoh :
Diketahui fungsi Konsumsi : C  = 0,75  + 20 m
Pada periode sebelum 1971 (periode 0), I/th  = 40 m
Pada periode sesudah 1971 (periode 1), I/th  = 60 m
Ditanyakan : Dengan menggunakan angka pengganda, hitung Y nasional, C dan S ekuilibrium yang baru.
Jawab :
a.       Angka pengganda investasi : kI  = 1 / 1 – c  = 1/ 0,25  =4
       ∆I  = I1 – I0  = 60 –40  = 20 m

b.      Y nas. Ekuilibrium Periode 0  = Y0 = 1/ 1-c (a +I)
                   = 4(20 + 40) = 240

        Y nas. Ekuilibrium  Periode 1  = Y1 = Y0 + kI . ∆I
                                                                      = 240 + 4. 20 = 320
c.       Consumsi ekuilibrium yang baru :
C0    = 0,75 Y  + 20   = 0,75 . 240 + 20 =200
C1    = C0 + MPC .dY  = 200 + 0,75 (320-240) =260 atau C1 = 0,75Y1 + 20 = 240+20
d.      Saving ekuilibrium  yang baru :
S0    = 0,25 Y – 20 = 0,25 . 240 =40
S1    = S0 + MPS . dY  = 40  + 0,25 (320 –240) = 60 atau S1 = 0,25 Y1 -20  = 60

Kapasitas Produksi Nasional

o   Faktor produksi terdiri dari Sumber Daya (SD): SD Alam, SD Manusia, dan SD Modal.
o   Komposisi, kualitas serta kuantitas SD atau faktor produksi (f.p) mempengaruhi besar kecilnya kapasitas produksi nasional, sehingga mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang dapat dihasilkan oleh suatu perekonomian.
o   Natural resources (SDA) yang masih bersifat potensial tak dapat disebut sebagai f.p tetapi harus dibuat riil dulu.
o   Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk menaikkan kapasitas nasional, sehingga tingkat hidup masyarakat naik.

Tingkat Kesempatan Kerja dan Kapasitas Produksi Nasional

o   Perekonomian keadaan Full Employment adalah perekonomian dimana semua kapasitasnya ada dalam penggunaan penuh.
o   Perekonomian underemployment adalah perekonomian dimana ada sebagian kapasitas produksinya menganggur.
o   Perekonomian over employment adalah perekonomian dimana kapasitas produksi sudah digunakan penuh, tetapi permintaan terhadap barang atau jasa terus bertambah, jumlah produk nasional tak dapat bertambah. Yang dapat diubah adalah pengalokasian kembali faktor-faktor produksi (reallocation of resources), disini perekonomian dalam keadaan inflasi.
o   Tingkat Full employment : tingginya kapasitas produksi nasional yang dipergunakan = tingkat kesempatan kerja.



6.INFLATIONARY GAP DAN DEFLATIONARY GAP
Inflationary Gap (IG) dan Deflationary Gap (DG)
¨       Inflationary Gap terjadi jika Investasi nyata lebih besar daripada Full Employment (FE) Saving, atau merupakan besarnya perbedaan antara jumlah Investasi yang terjadi dengan besarnya Saving pada tingkat FE. (Jika IG naik, maka overemployment juga naik).
¨       Deflationary Gap (DG) terjadi jika I nyata lebih kecil daripada Saving pada keadaan FE. (Jika DG semakin besar, maka semakin jauh tingkat employment berada di bawah tingkat FE).
Contoh :
Diketahui : Fungsi C = 0,75 Y + 20 milyar
                       I per tahun = 40 m.
Soal :     a. Hitung IG atau DG kalau kapasitas produksi nasional sebesar 200 m/tahun.
                b. Hitung IG atau DG kalau kapasitas produksi nasional sebesar 280 m/tahun.
Jawab :
a.                   S = Y – C = 200 – (0,75 x 200 +20) = 30 m/th.

                                                                     I = 40 m

                IG = Investasi – S (FE)

            IG = 40 – 30 = 10 m

b.      S = Y- C = 280 – (0,75 x 280 + 20) = 50 m /th.

                                                                    I= 40 m

                DG = S (FE) – Investasi à                DG = 50 –40 

1 comment: