II. PENGUKURAN KEGIATAN EKONOMI
1.GAMBARAN KEGIATAN
EKONOMI MELALUI ARUS PRODUK DAN ARUS
PENDAPATAN
Suatu
perekonomian nasional dapat digambarkan sebagai arus barang dan uang dalam
rangka pemanfaatan sumber-sumber alam untuk menghidupi bangsa yang mendiami
suatu lingkungan negara.
Model sederhana suatu perekonomian nasional dimana masyarakat bangsanya sebagai konsumen memanfaatkan sumber alami negaranya, digambarkan sebagai arus barang dan arus uang.
Baik arus barang maupun arus uang dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan yang bekerja di sektor industri primer (pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, pertambangan) yang langsung berhubungan dengan pengolahan sumberdaya alam untuk mendapatkan bahan keperluan hidup, di sektor industri sekunder (industru manufaktur) yang mengolah bahan hasil industri primer untuk bisa dipakai oleh manusia, dan disektor industri tersier (industri jasa, seperti perdagangan, perbankan, perhubungan, pariwisata, konsultan, pemerintah) yang memberikan pelayanan dukungan edalam pengaturan jalannya arus barang dan arus uang tersebut.
Model sederhana suatu perekonomian nasional dimana masyarakat bangsanya sebagai konsumen memanfaatkan sumber alami negaranya, digambarkan sebagai arus barang dan arus uang.
Baik arus barang maupun arus uang dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan yang bekerja di sektor industri primer (pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, pertambangan) yang langsung berhubungan dengan pengolahan sumberdaya alam untuk mendapatkan bahan keperluan hidup, di sektor industri sekunder (industru manufaktur) yang mengolah bahan hasil industri primer untuk bisa dipakai oleh manusia, dan disektor industri tersier (industri jasa, seperti perdagangan, perbankan, perhubungan, pariwisata, konsultan, pemerintah) yang memberikan pelayanan dukungan edalam pengaturan jalannya arus barang dan arus uang tersebut.
Model sederhana lebih dirinci pola arus barang dalam perekonomian nasional yang memperlihatkan kaitannya dengan arus internasional melalui kegiatan impor dan ekspor.
Gambar pola arus barang yang lebih terinci diberikan pada gambar 1.2 yang juga memperlihatkan kaitan pola arus barang domestik dengan pola arus internasional.
Pada gambar dapat ditambahkan pula besarnya kontribusi setiap sektor kegiatan pada produk domestik bruto (P.D.B), yaitu pendapatan nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi nasional. Arus barang tersebut didampingi oleh arus uang.
Produk Domestik Bruto mengalir sebagian menjadi Produk Dimestik Netto dan Tabungan Usaha Kotor (berupa jumlah penyusutan dari nilai aset usaha). Kemudian Produk Domestik Netto itu mengalir lagi menjadi Produk Domestik dan pembayaran pajak kepada pemerintah oleh perusahaan-perusahaan. Selanjutnya Produk Domestik itu mengalir menjadi enam arus lagi, yaitu menjadi bagian dari Tabungan Kotor Usaha, Usaha yang diterima oleh tenaga kerja, sewa yang dibayarkan kepada para pemilik modal, tanah dan barang modal tetap lainnya. Dividen yang dibayarkan kepada para penanam modal di perusahaan-perusahaan, asuransi sosial yang dibayarkan oleh perusahaan-perusahaan maupu oleh para karyawannya, dan pajak-pajak perseroan yang disetorkan oleh perusahaan-perusahaan.
Pendapatan pribadi-pribadi selanjutnya mengalir lagi menjadi pendapatan rumah tangga pribadi-pribadi dan sebagian lagi dibayarkan sebagai pajak pendapatan. Berulah pendapatan rumah tangga pribadi-pribadi itu selanjutnya digunakan oleh masyarakat untuk keperluan konsumsinya sebagian dan sebagian lagi menjadi tabungan-tabungan pribadi atau dalam bentuk deposito baik di dalam maupun di luar negeri.
Tabungan Kotor Usaha dan Tabungan Perorangan-perorangan yang terbentuk selanjutnya tersedia untuk diinvestasikan ke dalam perusahaan-perusahaan untuk menjadikannya produktif dan menciptakan lapangan kerja baru. Disamping itu sebagian besar dari pendapatan rumah tangga pribadi-pribadi dan sebagian dari penerimaan pajak netto pemerintah digunakan untuk konsumsi, pembelian-pembelian dari pemerintah, dan investasi oleh pemerintah.
Untuk lengkapnya dapat ditambahkan pula bahwa sebagian dari arus investasi mendapat tambahan dana dari sumber bantuan luar negeri (BLN), dan sebagian dari arus investasi itu tersedot untuk pembelian-pembelian barang modal dari luar negeri, parkir modal di luar negeri, maupun investasi modal di luar negeri, ditandai dengan lingkaran hitam A. Dari pembelian-pembelian oleh pemerintah maupun konsumsi dari pendapatan rumah tangga terdapat sebagian yang menuju ke sumur hitam B dan C. Sumur B menggambarkan antara lain impor oleh pemerintah maupun pembagian dana pembelian oleh pemerintah yang lari keluar neger. Demkian puladengan sumur hitam C yang menyedot sebagian dari konsumsi dengan pembelian-pembelian dari barang impor dan dilakukannya perjalanan keluar negeri karena berbagai sebab. Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa idealnya adalah pola arus uang di dalam negeri tidak terlalu banyak diganggu oleh penyedotan ke sumur-sumur hitam A. B, dan Dan seperti ditunjukkan diatas.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkunngan ekonomi dan teknologi pada dasarnya menciptakan kesempatan-kesempatan untuk berusaha yang baru. Gejala tersebut mendapat perhatian dari para wiraswastawan (entrepreneurs) yang selalu mencari peluang-peluang untuk membuka usaha baru. Para wiraswastawan ini akan mengidentifikasi kesempatan, lalu mempelajari kelayakan usaha yang mungkin dihidupkan (baik dari sudut kelayakan teknis, ekonomi, sosial, politis, maupun budaya), kemudian menghimpun sumber daya yang diperlukan (modal, tenaga kerja, manajemen, tanah, sebagai sumber masukan) untuk mewujudkan gagasan kesempatan berusaha tadi.
Kesempatan berusaha itu akan muncul baik di sektor industri primer, industri sekunder manufaktur, maupun industri tersier saja. Sekarang di Indonesia juga ada sektor Pemerintah yang cukup besar andilnya dalam pencaturan perekonomian Indonesia, sehingga terdapat pula wiraswastawan pemerintah. Maka untuk klasifikasi bentuk perusahaan dikenal pula sektor-sektor usaha swasta, perusahaan milik negara, dan perusahaan koperasi, ketiga janis itu menyatu dalam masyarakat ekonomi Indonesia
2. PRODUK NASIONAL DALAM ARTI
RIIL, NOMINAL DAN DEFLATOR
Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang
mempelajari pilihan-pilihan Ilmu ekonomi muncul karena ketidak seimbangan
antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
terbatas. Kenyataan ini mendorong manusia untuk melakukan pilhan-pilihan
penggunaan sumber daya yang dimilikinya. Oleh karena itu, penting untuk
mempelajari ilmu ekonomi secara lebih mendalam agar dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Karena apapun yang kita kerjakan tidak akan lepas dari
masalah ekonomi.
Dalam ilmu ekonomi terdapat banyak
hal yang perlu dipelajari, salah satunya adalah produk nasional bruto. Hal
tersebut sangat penting untuk dipelajari karena kita dapat mengetahui tingkat
pertumbuhan suatu negara dengan perhitungan produk nasional bruto. Pertumbuhan
ekonomi merupakan suatu proses peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan
melewati tahap-tahap tertentu sebelum mencapai tingkat yang tertinggi.
Pembangunan ekonomi juga harus ditandai dengan perubahan dalam struktur sosial
dan sikap mental masyarakat. Untuk mencapai tingkat kemakmuran suatu Negara dibutuhkan
pertumbuhan ekonomi yang dinamis, yaitu suatau keadaan yang menggambarkan
peningkatan roduk domestik bruto dari masyarakat suatu Negara.
Produk Nasional Bruto (Gross
National Product) atau PNB adalah nilai produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk
hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di
luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang
beroperasi di wilayah negara tersebut. GNP riil perkapita diperoleh dengan
membagi GNP riil dengan jumlah penduduk. GNP riil perkapita mengukur jumlah
rata-rata keseluruhan output yang diperoleh oleh setiap penduduk. Dengan
demikian kenaikan GNP riil perkapita berarti kenaikan standar hidup masyarakat
(standar hidup lebih tinggi).
Tolak ukur yang biasa dipakai untuk
mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara diantaranya adalah pendapatan
nasional, produk nasional, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga dan posisi
neraca pembayaran luar negeri. Pendapatan Nasional (National Income) adalah
merupakan salah satu tolok ukur yang sangat penting dalam menganalisis dan
mengatasi masalah-masalah ekonomi makro yang dihadapi masyarakat sesuatu
negara.
Sifat-sifat PNB
adalah sebagai berikut:
1.
PNB adalah
ukuran moneter
PNB tidak memperhitungkan perubahan
yang terjadi pada nilai uang karena terjadinya perubahan harga-harga umum. Oleh
sebab itu PNB pada tahun tertentu tidak dapat dibandingkan dengan PNB pada
tahun lain, karena perubahan yang terjadi disamping menyangkut perubahan jumlah
output juga harganya sehingga nilai uang yang digunakan tidak sama besarnya.
2.
PNB hanya
memperhitungkan barang-barang dan jasa akhir saja
Barang dan jasa akhir adalah barang
dan jasa yang dibeli oleh konsumen dan langsung digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka. Artinya barang dan jasa itu tidak lagi beredar dipasar
untuk diperjual belikan. Barang yang dibeli oleh rumah tangga inividu maupun
rumah tangga perusahaan tetapi tidak langsung digunakan sendiri. Untuk menghindari sesuatu produk dihitung
lebih dari satu kali (double counting), dalam perhitungan PNB dipakai cara
perhitungan lain yang dikenal dengan nama Cara Nilai Tambah.
Nilai tambah adalah nilai yang
ditambahkan pada PNB oleh rumah tangga perusahaan dan terdiri dari penerimaan
rumah tangga perusahaan itu dari penjualan barang dan jasanya dikurangi dengan
pengeluaran rumah tangga perusahaan tersebut untuk membeli barang dan jasa
perusahaan lain (barang antra). Dengan demikian jelaslah bahwa PNB dapat juga
dinyatakan sebagai keseluruhan nilai tambah rumah tangga perusahaan yang
beroperasi dalam masyarakat selama kurun waktu tertentu, biasanya dalam satu
tahun.
1.
PRODUK
NASIONAL BRUTO (GNP) NOMINAL DAN RIIL
Bagi ahli makro ekonomi data terpenting ialah perhitungan produk nasional bruto (GNP-Gross
National Product) yang menghubungkan pengeluaran egregat dengan produksi dan
pendapatan dalam wujud yang cocok bagi analisis makro ekonomi. GNP di atas 3 trilyun dicapai pertama kali tahun 1982, mencapai
nilai 3.059,3 milyar dolar. GNP dirumuskan sebagai nilai pasar dari keluaran
barang-barang jadi dan jasa-jasa. Jadi yang dihasilkan suatu Negara selama
suatu periode yang dihitung secara arbiter. Meskipun periode waktu yang biasa
digunakan untuk menghitung GNP adalah tahun
kalender, perkiraan GNP juga disiapkan oleh Departemen Perdagangan atas dasar
kuartalan.
Bila kita amati definisi GNP lebih
dekat, akan ditemukan sejumlah istilah pertama, yaitu nilai pasar (market value) yang menyatakan bahwa
agregasi dari berbagai barang dan jasa ke dalam suatu totalitas diperoleh
dengan menilai setiap barang dan jasa pada nilai pasarnya, kemudian uang ini
dijumlahkan. Kedua, megukur nilai produksi baru yaitu keluasan yang dihasilkan
selama periode perhitungan. Ketiga, GNP hanya mencakup barang-barang jadi dan
jasa-jasa.
Pada tahun 1982 GNP meningkat
menjadi 121,6 milyar dollar melebihi nilai 1981 yang bernilai 2.937,7 milyar
dollar, sementara perekonomian berada dalam proses mencebur ke dalam depresi
yang paling dalam sejak 1930. Namaun GNP tidak menggambarkan hal ini karena
inflasi yang berkesinambungan, harga-harga meningkat sekalipun kuantitas
menurun. Untuk mengendalikan dampak inflasi diperlukan tolak ukur lain
terhadaap kegaiatan ekonomi agregat. Tolak ukur GNP riil, dengan menilai
keluaran harga-harga “tahun dasar” yang dipilih secara arbiter. Hasilnya adalah ukuran tentang produksi
agregat yang megneliminasi dampak inflasi dan menunjukkan apa yang terjadi
dengan kegiatan perekonomian terlepas dari gerak harga-harga. GNP riil 1982,
yang dinilai atas harga 1972, turun dari nilai tahun 1981 yaitu dari 1.502,6
milyar dollar menjadi 1.476,9 milyar dollar sehinnga mencatat penurunan tajam
ke dalam resesi. Persaentase penciutan sebesar 1,7 persen yang dinyatakan sebagai tingkat pertumbuhan “riil”.
Bila GNP dinilai pada harga yang
berlaku disebut GNP nominal
sedangkan GNP yang dinilai atas dasar harga-harga suatu tahun dasar disebut GNP riil. Pembagi GNP nominal dengan
GNP riil disebut implicit price deflator.
Implicit price deflator adalah suatu ukuran menyeluruh dan penting mengenai
inflasi yang jumlahnya sama dengan timbangan rata-rata dari semua harga yang
baru dihasilkan dalam perekonomian.
2.
PERHITUNGAN
GNP
Jika pendapatan faktor-faktor produksi luar negeri yang ada dalam perekonomian dinotasikan
sebagai PFLN sedangkan pendapatan factor-faktor produksi perekonomian yang ada
di dalam negeri dinotasikan sebagai PFDN, maka:
PNB = PDB –
PFLN + PFDN
Selisih antara PFLN dengan PFDN adalah pendapatan
factor produksi netto (PFPN) atau net
factor income from abroad. Dengan demikian dapat dikatakan:
PNB = PDB +
PFPN
Jika PFPN bernilai negative, maka pembayaran terhadap
pendapatan faktor-faktor produksi luar negeri
lebih besar daripada penerimaan atas balas jasa faktor produksi dosmestik yang digunakan oleh perekonomian luar negeri. Angka ini mengindikasikan bahwa nilai impor faktor produksi lebih besar daripada nilai ekspor faktor produksi. Umumnya PFPN Negara-negara berkembang seperti Indonesia
bernilai negative, artinya nilai impor faktor produksi
lebih besar daripada nilai ekspor faktor produksi
karena di negara berkembang nilai PNB nya lebih kecil daripada nilai PDB nya.
Contoh perhitungan GNP Amerika Serikat tahun
1980:
Kompensasi untuk pegawai $ 1.599 Pengeluaran
konsumsi rumah tangga $ 1.667
Upah dan gaji
$ 1.356 Barang mewah $
214
Bukan
mewah $
670
Jasa-jasa $
783
Suplemen $ 243 Investasi
swasta domestic bruto $
402
Pendapatan dari kekayaan $ 186 Pembangunan rumah $
103
Pendapatan dari sewa
Perorangan $ 33 Investasi
tetap perusahaan $
309
Bunga netto $ 188 Perubahan
bersih persediaan ( $
10 )
Laba perusahaan
(penyesuaian penilaian) $ 182 Ekspor netto barang dan jasa
$ 25
Pajak atas laba $ 85 Ekspor $
339
Deviden $ 58 Impor ($ 314)
Belanja
pemerintah atas barang-
Laba tidak dibagikan $ 100 barang
dan jasa $
538
Penyesuaian penilaian Federal $
197
Persediaan ($ 43) Negara
bagian dan local $
341
|
Pendapatan nasional $ 2.117
Pembayaran transfer
Perusahaan $ 10
Pajak perusahaan tidak
langsung $ 213
Diskrepansi statistic $ 2
|
Produk Nasional Netto $ 2.340
Penyusutan $ 293
Tagihan atas produk
nasional bruto $
2.633 Produk Nasional
Bruto $
2.633
3.
KEKURANGAN
GNP
Berikut ini beberapa kekurangan GNP
sebagai tolak ukur kesejahteraan:
·
Ada sejumlah
besar kegiatan yang sebenarnya termasuk produktif tetapi tidak ikut
diperhitungkan.
Contoh: pekerjaan para ibu di rumah
yang jelas merupakan kegiatan produktif tetapi tidak ikut dihitung dalam GNP.
·
GNP adalah
alat ukur yang bersifat kuantitatif yang tidak mencerminkan perbaikan dalam
kualitas hidup.
Contoh: bila kemajuan teknik
produksi menyebakan suatu barang dapat dihasilkan dengan harga yang lebih
murah, namun angka GNP menjadi merosot.
·
GNP hanya
mengukur volume produksi tetapi tidak mengatakan apa-apa tentang bagaimana
pembagian hasil di antara para warga
masyarakat dan tidak menunjukkan apa-apa tentang komposisi hasil produksi.
Contoh: produksi barang-barang mewah
yang mahal sangat menaikkan angka GNP,
sedangkan rakyat banyak pula yang kekurangan atas barang-barang kebutuhan hidup
pokok seperti beras, gula, dan obat-obatan yang harus di impor.
·
Kenaikan
dalam GNP ada beberapa efek samping seperti pencemaran udara atau lingkungan,
kebisingan, penggundulan hutan, dan erosi yang tidak dikurangkan dari nilai GNP
sebagai biaya.
Contoh: penebangan hutan menyebabkan
erosi dan banjir, bila pemerintah mengeluarkan uang banyak untuk menanggulangi
banjir. Biaya tersebut dihitung dalam GNP tetapi
penggundulan tidak dikurangkan.
3. INDEKS HARGA, LAJU INFLASI DAN
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
A. Indek
Harga
1.
Pengertian Angka Indek
Angka indek
merupakan suatu konsep yang dapat memberikan gambaran tentang
perubahan-perubahan variabel dari suatu priode ke periode berikutnya. Dengan
demikian angka indek dapat diartikan sebagai angka perbandingan yang perubahan
relatifnya dinyatakan dalam bentuk prosentase (%) terhadap yang lain.
2. Peranan
angka indek dalam ekonomi
Indek harga
dalam ekonomi mempunyai peranan antara lain :
- Dapat
dijadikan standar/pedoman untuk melakukan perbandingan harga dari waktu ke
waktu.
- Indek
harga merupakan petunjuk/indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi secara umum.
- Indek
harga pedagang besar dapat memberikan gambaran/trend dalam perdagangan.
- Indek
harga konseumen dan indek biaya hidup dapat digunakan sebagai dasar
penetapan gaji, termasuk dasar untuk mengubahnya.
- Indek
harga yang dibayar/diterima petani dapat menggambarkan apakah petani
semakin makmur atau tidak.
- Indek
harga dapat dijadikan dasar untuk menetapkan pola / kebijakan ekonomi dan
moneter oleh pemerintah.
3.
Jenis-jenis angka indek
a. Indek
harga konsumen (IHK)
Indek harga konsumen adalah ukuran statistik yang dapat menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada eceran barang dan jasa yang diminta oleh konsumen dari waktu ke waktu.
Indek harga konsumen adalah ukuran statistik yang dapat menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada eceran barang dan jasa yang diminta oleh konsumen dari waktu ke waktu.
b. Indek
harga perdagangan besar (Whole Saler)
Indek harga perdangan besar adalah angka indek yang menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi atas harga pada pasar primer mengenai barang-barang tertentu.
Indek harga perdangan besar adalah angka indek yang menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi atas harga pada pasar primer mengenai barang-barang tertentu.
c. Indek
harga yang diterima petani
Angka indek yang diterima petani adalah indek harga yang berhubungan dengan pengorbanan (harga pokok) yang telah dikorbankan denganhasil/yang diterima petani.
Angka indek yang diterima petani adalah indek harga yang berhubungan dengan pengorbanan (harga pokok) yang telah dikorbankan denganhasil/yang diterima petani.
d. Indek
harga yang dibayar petani.
Indek yang dibayar petani adalah indek harga yang meliputi pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan untuk biaya produksi pertaniannya.
Indek yang dibayar petani adalah indek harga yang meliputi pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan untuk biaya produksi pertaniannya.
4.
Perhitungan angka indek harga (price index).
Angka indek
harga adalah angka indek yang menunjukkan perubahan harga dari suatu periode ke
periode lainnya. angka indek harga dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑Pn
Pn = ————— x 100%
∑Po
Pn = ————— x 100%
∑Po
Keterangan :
P = angka indek harga pada tahun n
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung indeknya
Po = harga tahun dasar
P = angka indek harga pada tahun n
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung indeknya
Po = harga tahun dasar
Contoh kasus
:
beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :
—————————————————————-
Jenis Harga Tahun 2003 Harga Tahun 2004
barang (Po) (Pn)
—————————————————————
Beras 3.000 4.000
Terigu 7.000 8.000
Gula 10.000 8.000
————————————————————
∑Po = 20.000 ∑Pn = 20.000
————————————————————
jika tahun 2003 dianggap tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100. sedangkan angka indek tahun 2004 secara agregatif daapt dicari sebagai berikut :
beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :
—————————————————————-
Jenis Harga Tahun 2003 Harga Tahun 2004
barang (Po) (Pn)
—————————————————————
Beras 3.000 4.000
Terigu 7.000 8.000
Gula 10.000 8.000
————————————————————
∑Po = 20.000 ∑Pn = 20.000
————————————————————
jika tahun 2003 dianggap tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100. sedangkan angka indek tahun 2004 secara agregatif daapt dicari sebagai berikut :
20.000
Pn = ———— x 100%
20.000
Pn = ———— x 100%
20.000
Pn = 1 x
100%
Pn = 100%,
jadi angka indek tahun 2004 adalah 100%.
Pn = 100%,
jadi angka indek tahun 2004 adalah 100%.
5. Indek
harga dengan Metode Laspeyres
Perhitungan angka indek laspeyres (IL) merupakan angka indek tertimbang dengan faktor penimbang (W) secara obyektif. Faktor penimbangnya ditentukan dengan kuantitas (Q) dengan menggunakan tahun dasar (Qo). angka indek laspeyres (IL) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Perhitungan angka indek laspeyres (IL) merupakan angka indek tertimbang dengan faktor penimbang (W) secara obyektif. Faktor penimbangnya ditentukan dengan kuantitas (Q) dengan menggunakan tahun dasar (Qo). angka indek laspeyres (IL) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
∑Pn x Qo
IL = ————— x 100%
∑Po x Qo
IL = ————— x 100%
∑Po x Qo
keterangan :
IL = angka indek laspeyres.
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung angka indeknya.
Po = harga tahun dasar.
Qo = kuantitas tahun dasar.
IL = angka indek laspeyres.
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung angka indeknya.
Po = harga tahun dasar.
Qo = kuantitas tahun dasar.
untuk lebih
jelasnya tentang IL, mari kita bahas soal dibawah ini :
beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :
beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :
———————————————————————————
Jenis Harga Harga Kuantitas (Kg) Po x Qo Pn x Qo
Barang 2003 2004 2003 2004 2003 2004
(Po) (Pn) (Qo) (Qn)
———————————————————————————
Beras 3.000 4.000 90 95 270.000 360.000
Terigu 7.000 8.000 50 60 350.000 400.000
Gula 10.000 8.000 10 25 100.000 80.000
——————————————————————————–
∑ 20.000 20.000 150 180 720.000 840.000
——————————————————————————–
Jenis Harga Harga Kuantitas (Kg) Po x Qo Pn x Qo
Barang 2003 2004 2003 2004 2003 2004
(Po) (Pn) (Qo) (Qn)
———————————————————————————
Beras 3.000 4.000 90 95 270.000 360.000
Terigu 7.000 8.000 50 60 350.000 400.000
Gula 10.000 8.000 10 25 100.000 80.000
——————————————————————————–
∑ 20.000 20.000 150 180 720.000 840.000
——————————————————————————–
JIka tahun
2003 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100. untuk
angka indek laspeyres tahun 2004 adalah sebagai berikut :
∑Pn x Qo
IL = ————— x 100%
∑Po x Qo
IL = ————— x 100%
∑Po x Qo
840.000
IL = ————– x 100%
720.000
IL = ————– x 100%
720.000
IL = 116,67%
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga kebutuhan pokok pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 16,67% dibandingkan tahun dasar 2003.
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga kebutuhan pokok pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 16,67% dibandingkan tahun dasar 2003.
6. Indek
harga dengan metode Paasche
Angka indek paasche merupakan angka indek tertimbang dengan faktor penimbang secara obyektif. Faktor penimbangnya ditentukan dengan jumlah (Q) dengan menggunakan jumlah tahun n (Qn). angka indek Paasche dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Angka indek paasche merupakan angka indek tertimbang dengan faktor penimbang secara obyektif. Faktor penimbangnya ditentukan dengan jumlah (Q) dengan menggunakan jumlah tahun n (Qn). angka indek Paasche dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
∑Pn x Qn
IP = ————— x 100%
∑Po x Qn
IP = ————— x 100%
∑Po x Qn
Contoh
Kasus:
Tabel daftar harga beberapa kebutuhan pokok tahun 2003 s/d 2004
Tabel daftar harga beberapa kebutuhan pokok tahun 2003 s/d 2004
——————————————————————————–
Jenis Harga Harga Kuantitas Po x Qn Pn x Qn
Barang 2003 2004 2003 2004 2003 2004
(Po) (Pn) (Qo) (Qn)
——————————————————————————–
Beras 3.000 4.000 90 95 285.000 380.000
Terigu 7.000 8.000 50 60 420.000 480.000
Gula 10.000 8.000 10 25 250.000 200.000
———————————————————————————
∑ 20.000 20.000 150 180 955.000 1.060.000
———————————————————————————
Jenis Harga Harga Kuantitas Po x Qn Pn x Qn
Barang 2003 2004 2003 2004 2003 2004
(Po) (Pn) (Qo) (Qn)
——————————————————————————–
Beras 3.000 4.000 90 95 285.000 380.000
Terigu 7.000 8.000 50 60 420.000 480.000
Gula 10.000 8.000 10 25 250.000 200.000
———————————————————————————
∑ 20.000 20.000 150 180 955.000 1.060.000
———————————————————————————
JIka tahun
2003 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek tahun 2003 adalah 100. untuk
angka indek Paasche tahun 2004 adalah sebagai berikut :
∑Pn x Qn
IP = ————— x 100%
∑Po x Qn
IP = ————— x 100%
∑Po x Qn
1.060.000
IP = ————– x 100%
955.000
IP = ————– x 100%
955.000
IP = 110,99%
dengan
demikan dapat disimpulkan bahwa harga beberapa kebutuhan pokok pada tahun 2004
mengalami kenaikan sebesar 10,99% dibanding tahun dasar 2003.
B. Inflasi
1. Pengertian inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan ekonomi yang memperlihatkan naiknya harga barang dan jasa secara umum dan berlangsung terus menerus.
1. Pengertian inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan ekonomi yang memperlihatkan naiknya harga barang dan jasa secara umum dan berlangsung terus menerus.
2. Jenis
Inflasi.
Jenis-jenis
inflasi debedakan menjadi 3, yaitu :
a. Inflasi
dilihat dari asalnya, dibedakan menjadi :
- Inflasi
dari dalam negeri (domestic inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh
terjadinya peristiwa ekonomi di dalam negeri. Contoh : gagal panen secara
menyeluruh.
- Inflasi
dari luar negeri (imported inflation) adalah inflasi yang disebabkan
tingginya harga barang-barang yang dibeli dari luar negeri. contoh : harga
bahan baku untuk produksi dalam negeri.
b. Inflasi
dilihat dari tingkat keparahan
parah
tidaknya inflasi dibedakan menjadi :
- Inflasi
ringan ( 0% s/d 10% )
- Inflasi
Sedang ( >10% s/d 30% )
- Inflasi
berat ( >30% s/d 200% )
- Inflasi
tak terkendali (Hyper inflation) ( > 100 %)
c. Inflasi
dilihat dari penyebabnya, dibedakan menjadi :
- Inflasi
yang terjadi karena meningkatnya permintaan terhadap berbagai macam barang
dan jasa (demand pull inflation).
- Inflasi
yang terjadi karena kenaikan ongkos produksi secara terus menerus, yang
disebut dengan cosh push inflation.
3. Penyebab
terjadinya inflasi
Inflasi dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :
Inflasi dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :
- Pemerintah,
jika penerimaan pemerintah lebih kecil daripada pengeluaran, maka
pemerintah dapat mencetak uang baru, hal ini akan dapat menimbulkan
inflasi jika tidak diimbangi dengan penambahan produksi yang akan
ditawarkan kepada masyarakat.
- Pihak
swasta, inflasi dapat terjadi jika pihak swasta banyak menerima kredit
dengan jumlah besar untuk memenuhi permintaan penjamin kredit pihak
swasta.
- Ekspor
impor, jika ekspor lebih besar daripada impor maka devisa yang diterima
akan menambah jumlah uang yang beredar didalam negeri sehingga kemungkinan
dapat menimbulkan inflasi.
- Penerimaan
dan pengeluaran negara, apabila jumlah penerimaan lebih kecil dari
pengeluaran maka terjadi defisit, sehingga pemerintah harus mencetak uang
baru, tetapi kalau penambahan uang baru tidak seimbang dengan yang
dibutuhkan maka justru dapat menimbulkan inflasi.
4. Cara
mengatasi inflasi.
Untuk
mengatasi inflasi, pemerintah melakukan bebarapa kebijakan sebagai berikut :
- Kebijakan
moneter, adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral mengatur jumlah
uang yang beredar. kebijakan moneter berupa kebijakan diskonto, pasar
terbuka, Cash ratio dan pembatasan kredit.
- Kebijakan
fiskal, adalah kebijakan mengatur pengeluaran pemerintah dan mengatur
perpajakan. untuk mengatasi inflasi pemerintah mengambil langkah : (1)
menekan pengeluaran pemerintah. (2) menaikkan pajak. (3) mengadakan
pinjaman pemerintah.
- Kebijakan
non Moneter adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi
inflasi diluar kebijakan Moneter dan kebijakan fiskal. kebijakan non
moneter yang dilakukan pemerintah antara lain : mengendalikan harga,
menaikkan hasil produksi, dan kebijakan upah.
5. Cara
menghitung inflasi
untuk menghitung besarnya inflasi terlebih dahulu harus diketahui indek harga konsumen (IHK).
IHK adalah ukuran perubahan harga dari kelompok barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga dalam jangka waktu tertentu.
untuk menghitung IHK digunakan rumus :
untuk menghitung besarnya inflasi terlebih dahulu harus diketahui indek harga konsumen (IHK).
IHK adalah ukuran perubahan harga dari kelompok barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga dalam jangka waktu tertentu.
untuk menghitung IHK digunakan rumus :
Harga
sekarang
IHK = ———————– x 100%
Harga pada tahun dasar
IHK = ———————– x 100%
Harga pada tahun dasar
Contoh
menghitung IHK :
Harga jenis barang tertentu pada tahun 2003 Rp. 50.000 dan harga pada tahun dasar Rp. 40.000, maka IHK tahun 2003 adalah…
Harga jenis barang tertentu pada tahun 2003 Rp. 50.000 dan harga pada tahun dasar Rp. 40.000, maka IHK tahun 2003 adalah…
50.000
IHK = ———- x 100% = 125%
40.000
IHK = ———- x 100% = 125%
40.000
Rumus untuk
menghitung Laju inflasi adalah :
Laju Inflasi
= IHK Periode n – IHK tahun sebelumnya
Contoh soal
:
IHK bulan Agustus 2009 sebesar 115,34 dan IHK pada bulan september 2009 seesar 125,30, maka laju inflasi bulan september adalah ….
Jawab :
Laju inflasi = 125,30 – 115,34 = 9.96%
IHK bulan Agustus 2009 sebesar 115,34 dan IHK pada bulan september 2009 seesar 125,30, maka laju inflasi bulan september adalah ….
Jawab :
Laju inflasi = 125,30 – 115,34 = 9.96%
Inflasi juga
dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang
tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation).
Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka
inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation).
Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat
harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang
lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak
terkendali (Hiperinflasi)
Inflasi
dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi
dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga
termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari
peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab
kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam
hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan
infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi
tarikan permintaan ( demand pull inflation) terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu
perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas
yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan
bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya
permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume
likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga
disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral
dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai
dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi
desakan biaya ( cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan
secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya
ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia
dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan
berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi
nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama
dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur
memainkan peranan yang sangat penting.
Inflasi
diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks
harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
- Indeks harga konsumen (IHK)
atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga
rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
- Indeks biaya hidup atau cost-of-living
index (COLI).
- Indeks harga produsen adalah
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan
produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk
meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku
meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga
barang-barang konsumsi.
- Indeks harga
komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari
komoditas-komoditas tertentu.
- Indeks harga
barang-barang modal
- Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua
barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Wawasan Ekonomi
Ada tiga
kemungkinan dalam penghitungan indeks harga, yaitu:
- jika
indeks harga > 1, berarti harga mengalami kenaikan;
- jika
indeks harga < 1, berarti harga mengalami penurunan;
- jika
indeks harga = 1, berarti harga tetap (tidak naik dan tidak turun).
Pemilihan
Timbangan (Weight)
Dalam membandingkan suatu barang, selain faktor harga sebaiknya juga memperhatikan faktor kuantitas sebagai timbangan (weight) atau angka-angka penimbang. Pada barang yang dianggap penting, faktor penimbangnya akan tinggi, sedangkan pada barang yang kurang penting akan rendah.
Dalam membandingkan suatu barang, selain faktor harga sebaiknya juga memperhatikan faktor kuantitas sebagai timbangan (weight) atau angka-angka penimbang. Pada barang yang dianggap penting, faktor penimbangnya akan tinggi, sedangkan pada barang yang kurang penting akan rendah.
Wawasan Ekonomi
Badan Pusat
Statistik (BPS) mengeluarkan bermacam-macam angka indeks.
1.
Angka indeks perdagangan besar.
2.
Angka indeks konsumen.
3.
Angka indeks harga sembilan bahan pokok.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN INFLASI
Bagi
masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang
pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau
tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah.
Artinya, uang pensiunannya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti
misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya
dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Bagi orang
yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat
pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada
saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan
mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika
dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi
produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan
terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha
besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada
akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya.
Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila
tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan
bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
4. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PENGERTIAN
Pendapatan nasional
adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam
suatu negara selama satu tahun.
KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross
Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam
batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk
juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi diwilayah yang bersangkutan
PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross
Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk
barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu,
biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
RUMUS : GNP = GDP – Produk netto
terhadap luar negeri
NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa
yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi
penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
RUMUS : NNP = GNP – Penyusutan
NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan
yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect
tax)
RUMUS : NNI = NNP – Pajak tidak
langsung
PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan
yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah
dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak
perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
RUMUS : PI = (NNI + transfer
payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak
perseorangan )
DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima
masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
RUMUS : DI = PI – Pajak
langsung
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Tujuan mempelajari
pendapatan nasional :
- Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
- Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai
barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun
- Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan
program pembangunan yang berjangka.
Manfaat mempelajari
pendapatan nasional
- Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu
Negara
- Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari
waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi
- Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar
Negara
- Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
Perhitungan Pendapatan
Nasional
A. Metode Produksi
Pendapatan nasional merupakan
penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh
sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X
Pn) ……]
B. Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil
penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang
diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y = r + w + i + p
C. Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan
penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga
ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)
5. MANFAAT DAN KENDALA DALAM PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
a. Perhitungan PDB dan Analisa KemakmuranPerhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800.
Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.
Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan.
Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.
b. Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.
Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.
Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
c. PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1) Jumlah dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
2) Jumlah dan struktur kesempatan kerja :
Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.
3) Faktor-faktor nonekonomi :
Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.
d. Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)
Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.
Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.
No comments:
Post a Comment