Thursday, July 30, 2015

PERUSAHAAN DAGANG - METODE PERIODIK

PERUSAHAAN DAGANG

(  AKUNTANSI  PERUSAHAAN DAGANG – METODE  PERIODIK )



1          Metode Periodik
Dalam metode  periodik ( periodic inventory system ), catatan persediaan tidak memperlihatkan jumlah yang tersedia untuk dijual atau yang telah dijual sepanjang periode tersebut.  Akan tetapi, perhitungan fisik atas persediaan yang masih tersisa pada akhir periode akuntansi ( yang disebut physical inventory atau stock opname ) disiapkan pada akhir periode.  Perhitungan persediaan secara fisik ini digunakan untuk menentukan harga perolehan dari barang dagang yang tersisa pada akhir periode dan harga pokok penjualan selama periode bersangkutan. Dengan cara ini pencatatan pembelian dan penjualan lebih singkat, tetapi akan sulit untuk mengetahui secara tepat saldo merchandise inventory yang terbaru, karena tidak dibuat buku pembantu untuk keluar-masuknya inventory dalam nilai rupiah.  Oleh karena itu untuk mengetahui saldo inventory secara pasti harus dilakukan stock opname.  Sehingga penggunaan sistem ini cocok digunakan oleh perusahaan yang mengharuskan sering dilakukan stock opname dan/ atau jumlah dan jenis barang yang diperjualbelikan tidak terlalu beragam.

1.1       Akuntansi untuk pembelian barang dagang
Dalam  metode  periodik,  pembelian barang dagang untuk dijual dicatat pada akun  pembelian ( purchasing ).  Bila pembelian dilakukan secara kredit, misal dibeli barang dagang secara kredit senilai Rp 1.234.500,-  maka dicatat sebagai berikut

2 Jan              Purchasing                           1.234.500
                                Account Payable                                       1.234.500


A.           Potongan pembelian ( Purchase Discount )
Syarat-syarat pembelian biasanya dicantumkan pada faktur ( invoice ) atau nota tagihan ( bill ) atau formulir tagihan yang dikirim penjual kepada pembeli.  Syarat-syarat mengenai kapan pembayaran akan dilakukan sesuai kesepakatan pembeli dan penjual disebut syarat-syarat pembayaran  ( Terms of payment ).  Jika pembayaran harus dilakukan pada saat penyerahan barang, maka syaratnya adalah kas atau tunai.  Bila tidak, maka kepada pembeli diberikan tenggang waktu untuk pembayaran yang disebut periode kredit ( credit period )
Untuk mendorong pembeli agar membayar sebelum periode kredit berakhir, penjual bisa menawarkan diskon atau potongan harga.  Sebagi contoh, penjual memberikan potongan 2 % bila pembayaran diterima dalam jangka waktu 10 hari sejak dibuat faktur.  Istilah ini sering dinyatakan dengan 2/10, n/30 yang berarti diskon 2 % dari  n ( penjualan kredit )  bila dibayar dalam jangka waktu 10 hari dengan periode kreditnya 30 hari.
Diskon (potongan) yang diambil oleh pembeli untuk pembayaran yang lebih cepat dari tanggal faktur disebut potongan pembelian ( purchase discounts ). 

Contoh  :
Pada tgl 2 Januari 2012  Alam’s Computer  membeli barang dagang secara kredit seharga Rp 1.500.000, dengan syarat 3/10, n/30 maka jurnal yang terkait dengan pembelian dan pelunasan adalah sebagai berikut  :

2 Jan              Purchase                                           1.500.000
Account Payable                             1.500.000

Apabila pelunasan dilakukan pada periode diskon ( maksimal tgl 12 Jan ) maka diberikan potongan pembelian

12 Jan            Account Payable                             1.500.000
                                 Purchase discount                                        45.000
                                 Cash                                                           1.455.000

Apabila pelunasan melebihi periode diskon maka tidak diberikan potongan pembelian

15  Jan           Account Payable                             1.500.000
                                 Cash                                                           1.500.000
B.        Retur dan pengurangan / potongan pembelian ( Purchases return and allowances )
Bila barang dagang dikembalikan ( retur pembelian ) atau diperlukan penyesuaian harga ( pengurangan  pembelian ), pembeli ( debitur ) biasanya menghubungi penjual secara tertulis. Dengan mengirimkan surat atau memorandum debit ( debit memorandum ) atau nota debit kepada penjual.  Memorandum debit memberikan informasi kepada penjual mengenai jumlah yang diusulkan oleh pembeli untuk didebit ke hutang usaha yang harus dibayar kepada penjual.  Memorandum tersebut juga mengungkapkan sebab-sebab retur atau potongan tersebut.
Bila pembeli mengembalikan barang dagang atau diberi potongan sebelum membayar faktur, maka jumlah memorandum debit dikurangkan dari nilai faktur.  Jumlah tersebut dikurangkan sebelum diskon pembelian diperhitungkan.
Misalnya,  pada tanggal  2 Januari  Alam’s Computer  membeli barang dagang secara kredit  senilai Rp 2.345.000 dari Sidola  dengan syarat 2/10 , n/30.  Pada tanggal  4 Januari,  Alam’s Computer  mengembalikan sebagian barang dagang tersebut senilai Rp 345.000, karena cacat  dan pada tanggal 11 Januari  Alam’s Computer  melunasi utangnya setelah dikurangi dengan retur.  Alam’s Computer mencatat transaksi ini sebagai berikut :

 2  Jan            Purchase                                                       2.345.000
Account Payable - Sidola                               2.345.000
( pembelian barang dagang )

 4                     Account Payable - Sidola                                345..000
Purchase return and allowance                        345.000
( Retur barang dagang )

11                    Account Payable -               2.000.000
Cash                                                              1.960.000
Purchase discount                                           40.000*
( faktur dibayar  )

* [ (Rp 2.345.000 - Rp 345.000) x 2 % = Rp 40.000 ; Rp 2.000.000 – Rp 40.000 = Rp 1.960.000 ]

2.1.2   Akuntansi untuk penjualan barang dagang
Pendapatan dari penjualan barang dagang  biasanya dicatat dalam buku besar sebagai penjualan ( sales ).  Adakalanya perusahaan menggunakan istilah yang lebih tepat  yaitu penjualan barang  dagang  ( sales of merchandise ).

A.           Penjualan secara  tunai
Misalnya dilakukan penjualan tunai  tanggal  3 Januari senilai  Rp 250.000, maka hal itu bisa dicatat sebagai berikut :

3 jan                           Cash                          300.000
Sales                          300.000

Dalam sistem persediaan periodik, harga pokok penjualan tidak dicatat   karena  harga pokok barang dagang yang dijual akan dihitung pada akhir periode, setelah menghitung nilai persediaan akhir barang dagang secara pisik

B.           Penjualan secara kredit
Apabila penjualan dilakukan secara kredit ( sales on account ) maka penjual akan mencatat transaksi tersebut  dengan mendebit perkiraan piutang usaha dan kredit ke penjualan. Misalnya dilakukan penjualan secara kredit  sebesar Rp 800.000,- dengan harga pokok Rp 675.000,-  akan dicatat :

8  Jan                         Account receivable              800.000
Sales                                      800.000


C.           Potongan / diskon penjualan  ( sales discount )
Seperti dibahas pada transaksi pembelian, penjual dapat menawarkan syarat-syarat kredit (pembayaran) kepada pembeli dengan syarat pembayaran yang meliputi potongan untuk pembayaran awal, misalkan 2/10, n/30.  Potongan demikian diberikan oleh penjual yang disebut potongan penjualan ( sales discount )
Misal , jika pelunasan diterima dalam periode potongan ( 10 hari ) dari penjualan kredit Rp 800.000,- dengan ketentuan 2/20, n/30.

17 Jan                        Cash                                        784.000
Sales discount                         16.000
Account receivable              800.000


D.           Retur dan pengurangan / potongan penjualan (sales return and allowances)
Barang dagang yang telah terjual mungkin dikembalikan kepada penjual ( sales return ), misalnya karena cacat atau tidak sesuai pesanan maka kepada pembeli  akan diberikan pengurangan dari harga semula barang yang dijual tsb ( pengurangan penjualan / sales allowance ).  Bila retur penjualan atau pengurangan penjualan dari penjualan kredit, penjual biasanya mengirimkan kepada pembeli suatu nota kredit ( credit memorandum )

Sebagai contoh, dikembalikan barang dagang senilai Rp 250.000 oleh pembeli karena cacat,  .  Nota kredit yang dicatat oleh Alam’s Computer adalah sebagai berikut :

11 Jan                        Sales return and allowance                       250.000
Account receivable                                      250.000

E.           Pajak penjualan ( Sales Tax )
Dalam penjualan tunai, penjual langsung memungut pajak penjualan.  Bila penjualan dilakukan secara kredit, pajak penjualan dibebankan kepada pembeli dengan mendebet piutang usaha.  Penjual mengkredit akun penjualan sebesar jumlah penjualannya saja dan mengkredit jumlah pajak ke akun hutang pajak penjualan.

Misal penjualan kredit Rp 200.000 dikenakan pajak sebesar 10 %, akan dicatat sebagai berikut  :
12  Januari                Account receivable              220.000
Sales                                      200.000
Sales tax payable                 20.000

F.            Potongan perdagangan / rabat ( Trade discount )
Potongan perdagangan ( Trade discount ) diberikan oleh penjual jika pembeli melakukan pembelian dalam jumlah tertentu ( berkaitan dengan kuantitas pembelian). Contoh pedagang grosir menawarkan diskon khusus kepada  pembeli tertentu seperti pemerintah atau perusahaan yang memesan dalam jumlah besar

G.           Biaya transportasi (Transportation Cost )
Syarat perjanjian penjualan antara pembeli dengan penjual meliputi ketentuan yang menyangkut kapan kepemilikan (hak) atas barang dagang  tersebut berpindah kepada pembeli.  Hal ini menentukan pihak mana, penjual atau pembeli,  yang harus menanggung biaya transportasi ( ongkos kirim ).
v  Jika kepemilikan berpindah kepada pembeli ketika penjual menyerahkan barang dagang kepada perusahaan pengiriman, maka pembeli yang akan membayar biaya transportasi dan syarat ini disebit Franko gudang penjual ( FOB* shipping point * FOB = Free On Board
v  Jika kepemilikan berpindah kepada pembeli ketika barang dagang diterima oleh pembeli, maka penjual yang akan membayar biaya transportasi dan syarat ini disebut Franko gudang pembeli ( FOB Destination )

H.           Beban angkut  pembelian ( Transportation in / Freight in )
Bila persyaratan dalam jual beli ditentukan FOB Shipping point, maka biaya pengiriman menjadi tanggungan pembeli, maka pada metode periodik pembeli mencatatnya dalam akun Transportation in / Freight in dan akan menambah ke dalam komponen pembelian ( harga pokok pembelian ).

I.              Beban angkut penjualan ( Transportation out )
Bila persyaratan dalam jual beli ditentukan FOB destination, maka biaya angkut menjadi tanggungan penjual, maka penjual mencatatnya dalam akun Transportation out / Freight out.
Dapat saja beban angkut yang menjadi tanggungan pembeli tetapi sementara dibayar terlebih dahulu oleh penjual karena sesuatu hal,  kemudian akan menagih beban angkut barang tersebut setelah barang sampai ketempat pembeli, atau ditambahkan ke dalam faktur penjualan.




2.1.3   Akuntansi  Biaya  Pengiriman
            Untuk lebih jelasnya, berikut  penjurnalan beban angkut pengiriman yang harus di catat penjual berdasarkan kesepakatan siapa yang menanggung ongkos pengiriman.
1.            Bila barang yang dibeli berdasarkan franko gudang penjual.( FOB Shipping Point )
Tidak ada penjurnalan
2.            Bila barang yang dibeli berdasarkan franko gudang penjual ( FOB Shipping Point ),  tetapi penjual membayar dimuka biaya transportasi dan menambahkan   ke faktur.
                         Account Receivable           Rp xxx
Cash                          Rp xxx
3.            Bila barang yang dibeli berdasarkan franko gudang pembeli  ( FOB Destination ).
Transportation Out               Rp  xxx
Cash                          Rp  xxx
Contoh  :
1.    Dijual barang dagang senilai Rp 1.000.000,- FOB shipping point.  Ongkos kirim  Rp 50.000,- dibayar tunai di tujuan
Account Receivable                        Rp 1.000.000
Sales                          Rp 1.000.000

2.    Dijual barang dagang senilai Rp 1.000.000,-.  ongkos kirim Rp 50.000,- FOB Destination dibayar tunai.
Account Receivable                        Rp 1.000.000
Transportation Out               Rp      50.000
Sales                                      Rp 1.000.000
Cash                                      Rp    50.000

3.    Dijual barang dagang senilai Rp 1.000.000,-.  FOB Shipping point. Ongkos kirim Rp 50.000,- dibayar oleh penjual ke pihak jasa angkutan dan ditagih kepada pembeli dengan ditambahkan kedalam faktur.
Account Receivable                        Rp 1.050.000
Sales                                      Rp 1.000.000
Cash*                                     Rp      50.000
* kepihak angkutan


Berikut adalah gambaran  perbandingan pencatatan untuk metode perpetual dan metode periodik :

Transaksi                             Physical                                Perpetual
Membeli brg dagang           purchase       500                 merchandise inv      500
10 unit @ Rp 50,-                             Cash/AP        500                 Cash/ AP           500


Dijual 3 unit dengan           Cash /AR       240                 Cash/ AR                   240
Harga @ Rp 80,-                              Sales              240                 Sales                  240

COGS                                    150
Merch. Inv         150


Dari perbandinagn kedua sistem tersebut dapat dilihat bahwa dengan sistem perpetual, angka saldo inventory akan selalu terbaru, karena akun tersebut bertambah (didebet) saat adanya pembelian dan berkurang (dikredit) saat terjadi penjualan.  Selain itu cost of merchandise sold / harga pokok barang yang dijual, juga saldonya langsung tersedia. 
Berbeda dengan pencatatan menggunakan sistem periodik dimana saldo inventory tidak akan berubah dengan adanya transaksi jual beli.  Saldo inventory ditetapkan hanya pada waktu stock opname.  Jika perusahaan ingin mengetahui gross profit, maka harus dilakukan stock opname dan kemudian dibuat COGS statement.


3.         Perhitungan harga pokok
Untuk menghitung harga pokok atas barang  yang dijual menurut  metode periodik  harus ditentukan :
a. Pembelian bersih
b. Persediaan Awal
c. Persediaan akhir

CONTOH : Perhitungan Harga Pokok penjualan
Merchandise Inventory, Jan, 1, 2012


3,450,000
 Purchases

     2,750,000

 Less : Purchases Return and Allowance
      345,000


            Purchases Discount
      125,000
        470,000

   Net Purchases

     2,280,000

 Plus Freight – in

        110,000

 Cost of goods purchased


2,390,000
 Cost of goods available for sale


5,840,000
 Less : Merchandise Inventory, Dec, 31, 2012


2,140,000
 Cost of  merchandise  sold


3,700,000














2 comments: