Wednesday, July 29, 2015

AKUNTANSI - UNSUR UNSUR BIAYA

MATERI SESI 3

AKUNTANSI UNSUR-UNSUR BIAYA 


TUJUAN BELAJAR
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat :
1.      Memahami akuntansi biaya bahan
2.      Memahami Akuntansi biaya Tenaga kerja
3.      Memahami Akuntansi biaya Overhead Pabrik

PEMBAHASAN AKUNTANSI BIAYA BAHAN
Materi Bahasan
1.   Klasifikasi barang yang dikomsumsi perusahaan
2.Akuntansi pembelian bahan
3. Akuntansi pemakaian bahan


KLASIFIKASI BARANG YANG DIKONSUMSI PERUSAHAAN
Barang yang dikonsumsi perusahaan dapat digolongkan ke dalam bahan (materials) dan barang bukan bahan.
Bahan adalah barang yang akan diproses menjadi produk selesai, atau barang yang akan merupakan bagian dari produk selesai.
Bahan dapat digolongkan kedalam Bahan baku (Direct material) dan Bahan penolong (Indirect material)
Bahan baku adalah bahan yang akan diolah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya. Contoh : Kayu Jati untuk pembuatan Meja
Bahan penolong adalah bahan yang akan diolah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya tidak dapat diikuti jejak atau manfaatnya pada produk selesai tertentu. Contoh : Plitur, paku untuk pembuatan meja
Barang yang bukan bahan adalah barang yang dikonsumsi dalam perusahaan tetapi tidak merupakan bagian produk selesai. Contoh Bahan bakar yang digunakan untuk mesin pabrik

Bagan Barang yang dikomsumsi perusahaan
                                                                        Bahan baku
                                                                                                            dipakai  Departemen Produksi
                                    Bahan
                                                                        Bahan Penolong
  Barang yang
  dikomsumsi
                                                                        Bahan bakar
                                    Non Bahan                   
                                                                        Suku cadang                  dipakai  Depart. Non Produksi



                                                                        Dan lainnya
AKUNTANSI BIAYA BAHAN
Akuntansi bahan meliputi dua kegiatan yaitu : akuntansi pembelian dan akuntansi pemakaian

AKUNTANSI PEMBELIAN BAHAN
Pembelian dapat dilakukan secara tunai atau kredit serta bagaimana dengan penentuan harga pokok bahan yang dibeli meliputi  potongan  pembelian dan biaya angkut dan pajak.  Untuk mencatat bahan yang dibeli harus ditentukan lebih golongan persediaannya.

PENCATATAN PEMBELIAN BAHAN

Pada saat mencatat bahan yang dibeli tentukan jenis persediaannya dan metode pencatatan yang digunakan apakah phisikal atau perpetual.

Contoh 1 : Pembelian barang pada PD Subur sebagai berikut :
 Bahan baku
Rp   6.000.000
 Bahan penolong
1.000.000
 Bahan bakar
2.000.000
 Supplies pabrik
1.000.000
Jumlah
Rp 10.000.000

Jurnal pembelian barang bila menggunakan metode pencatatan perpetual yang sudah dikelompokkan sbb :
Persediaan Bahan                                                                    Rp 7.000.000
Persediaan Bahan bakar                                                          Rp 2.000.000
Persediaan Supplies pabrik                                                     Rp 1.000.000
            Hutang usaha                                                                                      Rp 10.000.000


PENENTUAN HARGA POKOK BAHAN YANG DIBELI :
Masalah Potongan pembelian dapat diperlakukan :
1.  Sebagai pengurang pembelian
2.  Sebagai pengurang biaya overhead pabrik
3.  Sebagai penghasilan diluar usaha.

Berdasarkan  contoh 1: misalkan besarnya potongan 2%
Jurnal yang dibuat :
Bila hutang dibayar dalam masa potongan maka akan terdapat potongan pembelian :
Sebagai pengurang pembelian
    Hutang usaha                                              Rp 10.000.000
            Potongan pembelian                                                                Rp     200.000
            Kas                                                                                          Rp  9.800.000

Dampak potongan ini yang akan mempengaruhi nilai persediaan adalah sebagai pengurang pembelian Jika metode phisikal atau dicatat dengan metode netto di metode perpetual.

 

BIAYA ANGKUT PEMBELIAN

Biaya angkut pembelian dapat diperlakukan sebagai :Elemen Harga perolehan bahan
Bila berbagai macam bahan yang dibeli maka perlu dialokasikan secara teliti ke masing-masing bahan yang dibeli berdasarkan (a) perbandingan harga faktur atau (b) perbandingan kuantitas fisik bahan.

Contoh 2 : Alokasi biaya angkut pembelian
Jenis bahan
Kuantitas
Harga per Kg
Total
Bahan baku A
4.000 Kg
Rp 200
Rp     800.000
Bahan baku B
2.000 Kg
Rp 240
Rp     480.000

                           Jumlah
Rp  1.280.000

               Biaya angkut
Rp       40.000


Jumlah
Rp  1.320.000
         Biaya angkut untuk
 Bahan baku A = 80/128 x 40.000 = 25.000  
 Bahan baku B = 48/128 x 40.000 = 15.000
         Harga pokok masing bahan menjadi :
            Bahan baku A = (800.000 + 25.000) : 4.000 = 206,25
            Bahan baku B = (480.000 + 15.000) : 2.000 = 247,50

Berdasarkan contoh 2 Jurnal pembelian bahan sbb :
Bila dianggap menambah harga perolehan bahan
Persediaan bahan baku                                    Rp 1.320.000
            Hutang  usaha                                                             Rp 1.320.000

 

MASALAH PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Bila barang yang dibeli adalah barang kena pajak dan perusahaan adalah Pengusaha kena pajak maka PPN tersebut dapat dikreditkan dengan PPN keluaran pada saat barang selesai dijual maka terpisah dari harga beli atau tidak menambah harga beli, tetapi bila bukan barang kena pajak maka PPN tersebut harus ditambahkan sebagai harga pokok pembelian.

Contoh 3: Pajak Pertambahan nilai
Jenis bahan
Kuantitas
Harga per Kg
Total
Bahan baku A
4.000 Kg
Rp 200
Rp     800.000
Bahan baku B
2.000 Kg
Rp 240
Rp     480.000

                           Jumlah
Rp  1.280.000

    PPN masukkan 10%
Rp     128.000


Jumlah
Rp  1.408.000

Jurnal pembelian ada PPN masukkan dapat dikreditkan
Persediaan bahan baku                                    Rp  1.280.000
PPN Masukkan                                               Rp     128.000
            Hutang  usaha                                                             Rp 1.408.000
Jurnal pembelian ada PPN masukkan tidak dapat dikreditkan
Persediaan bahan baku                                    Rp  1.408.000
            Hutang  usaha                                                             Rp 1.408.000


AKUNTANSI PEMAKAIAN BAHAN
Ada 2 sistem akuntansi pemakaian bahan yaitu Sistem persediaan periodik dan system
persediaan perpetual
Sistem periodik : untuk mengetahui nilai persediaan yang dipakai harus melakukan stock  opname sisa persediaan, setelah diketahui Nilai persediaan akhir, maka nilai persediaan yang dipakai adalah
 Persediaan awal + pembelian (net) – Persediaan akhir

Sistem perpetual : nilai Persediaan  langsung diketahui karena setiap mutasi dicatat nilainya

Metode Penilaian persediaan
Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk penilaian persediaan yaitu
a)      Metode FIFO
b)      Metode Average

Contoh 4 : Pencatatan pemakaian bahan

Persediaan bahan tanggal 1  Mei 2010 sebanyak 25 unit @ Rp 240,-
Selama bulan Mei 2010 mutasi bahan adalah sebagai berikut :
Tanggal   5 Mei 2010 dibeli 100 unit  x  Rp 250 = Rp 25.000
Tanggal 10 Mei 2010 dipakai 75 unit


Perpetual FIFO
Date

Purchase


COGM


Balance


Quantity
Price
Total
Quantity
Price
Total
Quantity
Price
Total
01-5






25
240
6.000
05-5
100
250
25.000



25
240
6.000







100
250
25.000
10-5



25
240
6.000







50
250
12.500
50
250
12.500

Untuk menentukan jenis biaya, harus ditentukan lebih dahulu bahan apa yang dipakai dan dipakai oleh departemen produksi atau non departemen produksi.

PEMAKAIAN BAHAN DI DEPARTEMEN PRODUKSI

Contoh 5 :
Pemakaian bahan baku di departemen produksi dengan rincian sbb
Jenis barang
Kuantitas
Harga per Kg
Total
Dipakai oleh
Bahan baku A
4.000 Kg
Rp 200
Rp 800.000
 Departemen Produksi
Bahan baku B
2.000 Kg
Rp 240
Rp 480.000
 Departemen produksi


Jurnal pemakaian bahan baku
Barang Dalam Proses                                                  Rp 1.280.000
     Persediaan bahan                                                                           Rp 1.280.000

PEMAKAIAN NON BAHAN DI DEPARTEMEN PRODUKSI

Contoh 6 :
Pemakaian barang-barang sebagai berikut :
Jenis barang
Kuantitas
Harga per Kg
Total
Dipakai oleh
Bahan bakar
400 liter
Rp 3.000
Rp 1.200.000
 Departemen Produksi
Supplies pabrik
1.000 unit
Rp 2.000
Rp 2.000.000
 Departemen produksi

maka jurnalnya adalah :
Biaya Overhead pabrik  Sesungguhnya                      Rp 3.200.000
     Persediaan bahan   bakar                                                               Rp 1.200.000
     Persediaan supplies pabrik                                                             Rp 2.000.000


PEMAKAIAN NON BAHAN DI DEPARTEMEN NON PRODUKSI

Bila yang menggunakan bahan bukan departement produksi harus disebut departemen pemasaran atau selain pemasaran.
Contoh  7:
Pemakaian barang-barang sebagai berikut :
Jenis barang
Kuantitas
Harga per Kg
Total
Dipakai oleh
Bahan bakar
100 liter
Rp 3.000
Rp 300.000
 Departemen Pemasaran

Jurnal Pemakaian non bahan didepartemen pemasaran
Biaya pemasaran                                             Rp 300.000
     Persediaan bahan bakar                                                                  Rp 300.000

BIAYA PENGELOLAAN BAHAN
Setelah bahan dibeli, disimpan sebelum dipakai, kemudian dipakai untuk proses produksi hal ini akan menimbulkan biaya pengelolaan persediaan karena melibatkan bagian pembelian,  bagian penerimaan, bagian gudang, bagian akuntansi.
Biaya pengelolaan ini akan diperlakukan dan dicatat sbb :
a)      Menambah elemen harga perolehan
b)      Menambah biaya overhead pabrik sesungguhnya.
c)      Dimasukkan dalam tarip overhead pabrik yang ditentukan dimuka   

RANGKUMAN
Barang yang dikomsumsi perusahaan akan menjadi bagian dari produk selesai atau tidak menjadi bagian produk selesai. Bahan yang menjadi bagian produk selesai ada yang dapat ditelusuri atau tidak dapat ditelusuri.
Harga barang yang dibeli, akan meliputi biaya angkut, diskon, pajak. Sedangkan barang yang dipakai akan meliputi metode pencatatan dan metode penilaian persediaan.
Pencatatan persediaan baik membeli maupun memakai akan tergantung pada metode pencatatan yaitu phisikal atau perpetual.






PEMBAHASAN AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
MATERI BAHASAN
1.      klasifikasi biaya tenaga kerja
2.      Akuntansi biaya tenaga kerja
3.      Penentuan besarnya biaya tenaga kerja
4.      Akuntansi potongan yang berkaitan dengan biaya Tenaga kerja

KLASIFIKASI BIAYA TENAGA KERJA
JENIS TENAGA KERJA
Jenis Tenaga kerja ditentukan oleh dinama dia bekerja atau sesuai dengan fungsi di mana karyawan bekerja sehingga sehingga ada beberapa jenis tenaga kerja sebagaimana diperlihatkan dalam bagan berikut ini  :
Bagan Tenaga kerja Perusahaan Manufaktur
                                                                                    Tenaga kerja langsung
                                    Di Departemen
                                    Produksi
                                                                                    Tenaga kerja tidak langsung
   Tenaga kerja
                                                                             Tenaga kerja departemen Pemasaran
                                    Di Departemen
                                    Non Produksi
                                                                             Tenaga kerja Administrasi & Umum


JENIS BIAYA TENAGA KERJA
Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Biaya tenaga kerja dapat diistilahkan gaji atau upah :
Gaji adalah pembayaran dalam jumlah tetap yang dilakukan secara periodik kepada para manajer dan karyawan administratif.
Upah adalah pembayaran yang jumlahnya ditentukan berdasar tarif untuk setiap satuan waktu, seperti per jam dan hari kerja atau setiap satuan output, misalnya per unit produk.
Sesuai fungsi di mana karyawan bekerja, Biaya tenaga kerja dapat digolongkan sebagai berikut :
Biaya tenaga kerja langsung (Direct labor) adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaat dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.
Biaya tenaga kerja tidak langsung (Indirect labor) adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaat tidak dapat diidentifikasikan atau tidak dapat diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.
Biaya tenaga kerja pemasaran adalah balas jasa untuk tenaga kerja yang aktivitas berkaitan dengan pemasaran, yang dicatat sebagai biaya pemasaran sedangkan tenaga kerja yang tidak terkait pemasaran dan produksi termasuk dalam biaya administrasi umum

Contoh 1 jenis biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja
Contoh  :
Bagian produksi
Upah regular dan lembur karyawan pabrik

Upah mandor

Gaji manajer pabrik
Bagian pemasaran
Gaji salesman

Komisi bagian penjualan

Gaji  manajer pemasaran
Bagian Administrasi & umum
Gaji bagian akuntansi

Gaji bagian personalia

Gaji Manajer umum
                                                                                                                     
AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
Akuntansi biaya tenaga kerja pada umumnya perusahaan manufaktur meliputi tahap sbb :
a.       Pencatatan terjadinya gaji & upah
Baik untuk Pembayaran gaji & upah maupun gaji & upah yang masih harus dibayar
b.      Distribusi gaji & upah sesuai fungsi pokok perusahaan
Membagikan gaji & upah sesuai dengan fungsi-fungsi pokok perusahaan

Jurnal terjadi biaya tenaga kerja baik yang sudah dibayar maupun belum dibayar
Transaksi
Rekening dipakai
debit
kredit
Sumber
Dibayar Gaji & upah
Payroll
xxx

BKK

      Cash

xxx

Gaji & upah ymh dibayar
Payroll
xxx

BM

     Accrued Payroll

xxx


Jurnal distribusi biaya tenaga kerja dan pembebanan terhadap produk di departemen produksi
Rekening dipakai
debit
kredit
Transaksi
Sumber
Work In Process
xxx

 pembeban upah langsung
 BM
Factory overhead Control
xxx

 pembeban upah tak langsung
 Daftar biaya OHP
       Payroll

xxx



Jurnal distribusi biaya tenaga kerja untuk departemen non produksi yaitu departemen pemasaran dan selain departemen pemasaran sbb :
Transaksi
Rekening dipakai
debit
kredit
Sumber
Distribusi gaji marketing
Marketing Expenses
xxx

BM

       Payroll

xxx

Distribusi gaji administrasi
Administration Expense
xxx

BM

       Payroll

xxx



PENENTUAN BESARNYA BIAYA TENAGA KERJA
Upah merupakan jumlah seluruh pembayaran kepada tenaga kerja produksi, antara lain meliputi upah reguler, upah lembur, upah insentif/bonus dan tunjangan-tunjangan. Disamping itu, pembayaran konpensasi kepada tenaga kerja tertentu dipotong dengan pajak penghasilan, premi asuransi dan iuran JAMSOSTEK.

Upah Reguler
Upah reguler yang biasa diterima tenaga kerja dihitung berdasarkan waktu kerja atau unit produksi dikalikan dengan tarif upah yang ditentukan.  Waktu kerja umumnya ditentukan dalam jam kerja atau hari kerja.



Tambahan upah
Selain menerima upah reguler setiap karyawan akan menerima tambahan yang berbeda-beda seperti halnya upah reguler, tambahan upah meliputi :
a)      Premi lembur
b)      Premi ship malam
c)      Bonus

Premi Lembur
Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang bekerja di luar jam kerja yang telah ditetapkan (Di Indonesia ditetapkan oleh Depatemen tenaga kerja adalah 40 Jam seminggu). Alasan kerja lembur tersebut umumnya adalah untuk mengejar target penyelesaian suatu pekerjaan. Tarif lembur ditetapkan lebih besar dari tarif jam kerja biasa.
Upah lembur terdiri dari dua unsur yaitu : (1) Upah reguler dan (2) premi lembur
Perlakuan premi lembur tergantung pada penyebab terjadinya lembur, yaitu :
a) Karena kesulitan pengerjaan pesanan, maka ditambahkan ke harga  pokok pesanan ybs
b) Karena normal terjadi, maka menambah biaya overhead pabrik sesungguhnya
c) Karena Abnormal terjadi, maka dilaporkan dalam laporan Laba/rugi

CONTOH 2 upah lembur
Data berikut ini terkait dengan upah dari karyawan pabrik PT TELAGA untuk minggu yang berakhir tanggal 7 Desember 2014
Karyawan
Jam kerja
Tarif per jam
Adi
50
Rp  2.800,00
Beny
42
Rp  2.200,00
Dodi
46
Rp  1.800,00
Endi
40
Rp  1.500,00
Semua karyawan pabrik adalah langsung kecuali Endi adalah karyawan tidak langsung
Setiap karyawan yang bekerja lebih dari 40 jam seminggu dibayar lembur 1,5 kali tarif reguler. Tidak ada potongan upah termasuk pajak karyawan, lembur terjadi karena sulitnya pengerjaan
Diminta :  
  1. Susunlah daftar upah untuk minggu yang berakhir tanggal 7 Desember 2006
  2. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat a) Pembayaran upah b) Distribusi upah

Jawaban contoh 2
DAFTAR UPAH
Nama
Karyawan
Jam
 Kerja
Tarif per jam
Upah Reguler
Lembur
Total
Adi
50
Rp  2.800,00
Rp 140.000,00
Rp 14.000,00
Rp  154.000,00
Beny
42
Rp  2.200,00
Rp   92.400,00
Rp   2.200,00
Rp    94.600,00
Dodi
46
Rp  1.800,00
Rp   82.800,00
Rp   5.400,00
Rp    88.200,00
Endi
40
Rp  1.500,00
Rp   60.000,00
0,00
Rp    60.000,00





Rp  396.800,00

JURNAL PEMBAYARAN UPAH
Payroll                                                 Rp 396.800,00
            Cash                                                                            Rp 396.800,00


JURNAL DISTRIBUSI UPAH
Work in process                                  Rp 336.800,00
Factory Overhead                               Rp   60.000,00
            Payroll                                                                         Rp 396.800,00

Premi ship malam
Premi ship malam diberikan bila karyawan tugas reguler dimalam hari tetapi belum termasuk premi lembur

CONTOH 3 Premi ship malam
PT DAHLIA menetapkan upah ketiga orang karyawan pabriknya berdasarkan tarif sbb :
Nama Karyawan
Ali
Bahar
Cony
Tarif reguler per jam kerja
Rp 1.500
Rp 1.650
Rp 1.750
Premi upah lembur bila lebih dari 40 jam perminggu adalah a) 1 s/d 6 jam =50% dan b) lebih dari 6 jam = 200% sedangkan premi shift malam hari 10%

Rincian Jumlah jam kerja masing-masing karyawan
Nama karyawan
Reguler
Lembur
Jumlah
Siang
Malam
Ali
40
3
43
25
18
Bahar
40
12
52
40
12
Cony
40
6
46
28
18
Diminta :
Hitunglah jumlah upah kotor yang diterima setiap karyawan tersebut.

Jawaban contoh 3
Nama Karyawan
Ali
Bahar
Cony
Total
Gaji Pokok
Rp       64,500
Rp     85,800
   Rp   80,500
Rp    230,800
Upah lembur




   Tarif 1 = 50%
        2,250
        4,950
        5,250
     12,450
   Tarif 2 = 200%

     19,800

     19,800
Premi shift malam
        2,700
        1,980
        3,150
        7,830
Jumlah upah kotor
Rp       69,450
Rp   112,530
 Rp    88,900
Rp    270,880

Payroll                                     Rp 270.880
    Cash                                                            Rp 270.880

POTONGAN UPAH YANG BERKAITAN DENGAN PEKERJA
Disamping potongan upah yang wajib, berbagai macam potongan lain dapat dipotong dari upah yang diterima dari pekerja dengan ijin pekerja yang bersangkutan.
- Cicilan hutang karyawan, bila karyawan mempunyai hutang kepada perusahaan
- Asuransi karyawan, biasa untuk iuran Jamsostek
-    Pajak Penghasilan Karyawan, bila pajak ditanggung oleh karyawan
-    Iuran koperasi, bila karyawan sebagai anggota koperasi

Upah bersih = Upah kotor dikurangi potongan-potongan
CONTOH 4  potongan upah
Data berikut ini terkait dengan upah dari karyawan pabrik PT GARUDA untuk minggu yang berakhir tanggal 7 Desember 2014
Karyawan
Jam kerja
Tarif per jam
Upah mingguan
A
50
     Rp 2.800

B
42
2.200

C


Rp   215.000
D
46
1.800

E
40
1.500

F
45
2.200

G
40
1.800

H


110.000
I
30
1.200

Semua karyawan pabrik adalah langsung kecuali E dan G karyawan tidak langsung sedangkan C dan H adalah karyawan bagian penjualan. Setiap karyawan yang bekerja lebih dari 40 jam seminggu dibayar lembur 1,5 kali tarif reguler. Ada potongan upah terdiri dari pajak karyawan 5% dari total upah dan Iuran Jamsostek  Rp 500 perminggu.
Diminta :
1. Susunlah daftar upah untuk minggu yang berakhir tanggal 7 Desember 2006
2. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat :
a)      Hutang gaji dan potongan-potongan
b)      Pembayaran upah dan
c)      Distribusi upah

Jawaban contoh 4
DAFTAR UPAH DAN POTONGANNYA
Karyawan
Jam kerja
Tarif per jam
Upah mingguan
Upah Reguler
Lembur
Upah Kotor
Pajak
Jamsostek
Upah bersih
A
50
2.800

140.000
14.000
154.000
7.700
500
145.800
B
42
2.200

92.400
2.200
94.600
4.730
500
89.370
C


215.000
0
0
215.000
10.750
500
203.750
D
46
1.800

82.800
5.400
88.200
4.410
500
83.290
E
40
1.500

60.000
0
60.000
3.000
500
56.500
F
45
2.200

99.000
5.500
104.500
5.225
500
98.775
G
40
1.800

72.000
0
72.000
3.600
500
67.900
H


110.000
0
0
110.000
5.500
500
104.000
I
30
1.200

36.000
0
36.000
1.800
500
33.700






934.300
46.715
4.500
883.085

JURNAL TERJADI UPAH DAN POTONGANNYA
Payroll                                                 Rp 934.300,00
            Employee income tax payable                                    Rp   46.715,00           
            Jamsostek liability                                                       Rp     4.500,00
            Cash                                                                            Rp 883.085,00


JURNAL DISTRIBUSI UPAH
Work in process                                  Rp 477.300,00
Factory Overhead                               Rp 132.000,00
Selling Expenses                                 Rp 325.000,00
            Payroll                                                                         Rp 934.300,00
Bonus
Pembayaran bonus dapat berupah suatu jumlah tetap bagi setiap karyawan, suatu persentase dari laba, bagian tertentu dari upah bulanan, atau perhitungan lain.
Bonus merupakan biaya produksi, Beban pemasaran, beban administrasi.

Contoh 4: Bonus
Bila penghasilan mingguan rata-rata dari seorang pekerja langsung adalah Rp 25.000 dan perusahaan ingin memberi bonus sebesar gaji dua minggu pada akhir tahun.
Diminta buatlah ayat jurnal mingguan, bila membagi biaya bonus tersebut pada produksi sepanjang tahun melalui tarif overhead pabrik yang ditentukan dimuka.

Jawab :
Besarnya Bonus adalah 2 x Rp 25.000 = Rp 50.000
Dengan asumsi waktu cuti 2 minggu maka biaya bonus per minggu adalah Rp 50.000 : 50 minggu = Rp 1.000
Ayat jurnalnya
Work in Process                      Rp 25.000
Factory overhead Control       Rp   1.000
            Payroll                                                 Rp 25.000
            Liability bonus                                    Rp   1.000



RANGKUMAN

Tenaga kerja meliputi bagian produksi yang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tidak langsung dan Non produksi.
Biaya tenaga kerja dapat diklasifikasi sesuai fungsi karyawan tersebut diperusahaan bila :
Upah langsung dicatat sebagai Work in proses
Upah tidak langsung dicatat sebagai Biaya overhead pabrik
Gaji bagian pemasaran dicatat sebagai biaya pemasaran
Gaji selain bagian produksi atau pemasaran dicatat sebagai biaya administrasi
Upah bersih adalah upah kotor setelah potongan-potongan serta upah lembur, bonus dan lain-lain. 


PEMBAHASAN AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK
MATERI BAHASAN
1.      Karakteristik dan penggolongan biaya overhead pabrik
2.      Menghitung tarif overhead pabrik, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan
3.      Akuntansi biaya overhead

PENGERTIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya Tenaga Kerja Langsung.

KARAKTERISTIK BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya overhead pabrik merupakan elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, dan memiliki banyak macam-macam biayanya.
Dikaitkan dengan produk atau kegiatan pengadaan jasa sebagai upaya untuk merealisasikan pendapatan, biaya overhead memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung yaitu :
a)      Biaya overhead merupakan biaya produksi tidak langsung
Disebut biaya tidak langsung karena tidak dapat atau sulit ditelurusi kepada unit-unit produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
b)      Biaya overhead merupakan biaya bergabung
Disebut biaya bergabung bila produk yang dihasilkan perusahaan lebih dari satu jenis produk, sehingga biaya tersebut manfaatnya dinikmati semua produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.  
 
Contoh 1 biaya overhead pabrik :
Bahan penolong, upah tidak langsung, Reparasi dan pemeliharaan mesin pabrik, penyusutan mesin pabrik, penyusutan gedung pabrik, asuransi kebakaran gedung pabrik, reparasi gedung pabrik, dan listrik dan air.

METODE PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Ada dua pendekatan yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada seluruh produk yang dihasilkan secara adil yaitu :

Berdasarkan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
Bila perusahaan menggunakan sistem biaya historis (Historical cost system) maka overhead pabrik dapat dibebankan kepada produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi yaitu setelah proses produksi selesai atau pada akhir periode. Tetapi hal dapat menyebabkan fluktuasi pada biaya per unit untuk produk yang dibuat pada periode berbeda, sehubungan dengan perubahan unit yang diproduksi.

Berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
Bila perusahaan menggunakan sistem biaya ditentukan dimuka atau sistem biaya normal, perusahaan harus menentukan tarif overhead pabrik sebelum proses produksi berlangsung, sehingga untuk menentukan biaya overhead yang dibebankan kepada produk caranya mengalikan suatu tarif overhead pabrik dengan kapasitas produksi sesungguhnya .

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMILIHAN TARIF OVERHEAD PABRIK.
Sebelum penentuan tarif biaya overhead pabrik dilakukan, faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih tarif overhead pabrik yaitu menaksir/membuat anggaran  biaya overhead pabrik, memilih basis kegiatan dan memilih tingkat kegiatan pabrik.

Menaksir biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik ditaksir dengan menyusun anggaran semua unsur biaya yang diperkirakan akan dikeluarkan untuk memenuhi kapasitas produksi tersebut. Biaya overhead pabrik tersebut dapat berupa biaya tetap dan biaya variabel dan terdapat biaya overhead pabrik tidak langsung yang harus didistribusikan terlebih dahulu.




Contoh 2 : Anggaran overhead pabrik

PT MERDEKA
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Jenis biaya
Tarif
Jumlah

Biaya overhead pabrik Variabel



- Bahan penolong
Rp  200/ unit
Rp      200.000.000
- Upah tidak langsung
Rp  500/ unit
Rp      500.000.000

Biaya overhead pabrik Tetap



- Penyusutan Mesin pabrik

Rp      400.000.000
- Biaya Asuransi pabrik

Rp      100.000.000
Jumlah biaya overhead pabrik

Rp   1.200.000.000

Memilih basis kegiatan 
Dasar penerapan tarip overhead yang ditentukan dimuka dapat berupa ukuran volume berbasis aktivitas. Pertimbangan penting dalam menentukan dasar penerapan adalah hubungan yang erat dengan perilaku biaya overhead pabrik total. Jika tidak, maka dapat timbul ketidaksesuaian antara overhead yang dibebankan dengan overhead pabrik yang terjadi.  
Basis kegiatan yang biasa digunakan dapat dipilih salah satu dari beberapa basis berikut ini :
a.      Unit yang diproduksi
b.     Biaya bahan baku
c.      Biaya Tenaga Kerja Langsung
d.     Jam Tenga Kerja Langsung
e.      Jam mesin

Memilih tingkat kegiatan
Tingkat kegiatan produksi dapat diperkirakan atau dirancang dengan baik bila perusahaan mempunyai data yang cukup akurat mengenai kemampuan pabrik dimasa yang akan datang.
Secara umum terdapat empat macam kapasitas yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan kapasitas atau tingkat kegiatan produksi dalam periode yang akan datang yaitu :
a.       Kapasitas teoritis (ideal)
Kapasitas maksimum yang dapat dicapai oleh perusahaan tanpa mempertimbangkan hambatan-hambatan.
b.      Kapasitas praktis (Realistis)
Kapasitas ini menghitung tingkat kapasitas yang dapat dicapai dengan mempertimbangkan hambatan-hambatan intern.
c.       Kapasitas normal
Kapasitas ini menghitung tingkat kapasitas yang dapat dicapai dengan mempertimbangkan hambatan-hambatan intern dan ekstern.
d.      Kapasitas harapan
Kapasitas ini didasarkan kepada taksiran produksi pada suatu periode kapasitas harapan hanya digunakan bila kapasitas normal sulit dihitung.
Contoh 3 berbagai tingkat kapasitas atas dasar jam mesin
Tingkat kapasitas
Normal
Diharapkan
Praktis
Teoritis
% kapasitas
75%
80%
85%
100%
Jam Mesin
7.500 Jam
8.000 jam
8.500 jam
10.000 jam
 
Rumus Tarif Overhead pabrik
Budget  Overhead pabrik
        Tarif  FOH  =       ------------------------------------------------
                                   Basis kegiatan pada kapasitas normal

a.      Bila dasar pembebanan dan unit diproduksi maka
                                       Budget  FOH
       Tarif  FOH  =        --------------------------- = ......... per unit
                                     Unit yang diproduksi

b.     Bila dasar pembebanan biaya bahan baku maka
                                        Budget  FOH
       Tarif  FOH  =     --------------------------  X  100%  = ........ %  X  biaya  BB
                                     Biaya bahan baku

c.      Bila dasar pembebanan biaya TKL  maka
                                      Budget  FOH
       Tarif  FOH  =  ---------------------------  X  100%  = ....... %  X  bi aya TKL
                                     Biaya  TKL

d.     Bila dasar pembebanan jam TKL maka
                                     Budget  FOH
       Tarif  FOH  =  ----------------------------  =  ........  /jam TKL
                                      Jam TKL

e.      Bila dasar pembebanan jam mesin maka
                                      Budget  FOH
       Tarif  FOH  =  ----------------------------  = ......... /jam mesin
                                        jam mesin

Contoh  4 menghitung tarif overhead pabrik :
Angka-angka dibawah ini adalah taksiran dari PT SUBUR  untuk tahun 2010
Biaya Overhead Pabrik                       Rp   60.000.000
Biaya  Bahan Baku                                         Rp 120.000.000
Biaya  Tenaga Kerja Langsung           Rp 150.000.000
Jam  Tenaga Kerja Langsung              24.000  jam
Jam  mesin                                           12.000  jam
Unit yang diproduksi                          60.000  unit
Dengan data tersebut diatas maka dapat dihitung tarip overhead pabrik untuk setiap dasar pembebanan sebagai berikut :
Dasar Pembebanan
Unit produksi
Biaya BB
Biaya TKL
Jam TKL
Jam Mesin
Anggaran Overhead pabrik
Rp 60.000.000
Rp 60.000.000
Rp 60.000.000
Rp 60.000.000
Rp 60.000.000
Kapasitas normal
60.000 unit
Rp120.000.000
Rp150.000.000
24.000 jam
12.000 jam
Tarip overhead pabrik
Rp1.000/unit
0,5 x Biaya BB
0,4 x Biaya TKL
Rp2.500/Jam
Rp 5.000/jam

BIAYA OVERHEAD PABRIK YANG DIBEBANKAN
Perusahaan yang menggunakan tarif ditentukan dimuka, maka harus menetapkan biaya overhead yang dibebankan dengan rumus sebagao berikut :
      Biaya OHP dibebankan = Kapasistas sesungguhnya x Tarif biaya overhead pabrik

Contoh 5 Pembebanan dan pencatatan biaya overhead pabrik.
Bila kapasitas sesungguhnya pada bulan Juni 2010 seperti tabel dibawah ini dan tarip overhead seperti yang dihitung pada contoh 4, maka dapat dihitung overhead pabrik yang dibebankan sebagai berikut :
Dasar Pembebanan
Unit produksi
Biaya BB
Biaya TKL
Jam TKL
Jam Mesin
Kapasitas sesungguhnya
1.000 unit
Rp10.000.000
Rp10.000.000
1.000 jam
1.000 Jam
Tarip overhead pabrik
Rp 1.000
0,50
0,40
Rp 2.500
Rp 5.000
Overhead pabrik dibebankan
Rp 1.000.000
Rp 5.000.000
Rp 4.000.000
Rp 2.500.000
Rp 5.000.000

Bila overhead pabrik sesungguhnya pada bulan Juni 2010 Rp 3.000.000 maka dapat dihitung selisihnya sebagai berikut :
Dasar Pembebanan
Unit produksi
Biaya BB
Biaya TKL
Jam TKL
Jam Mesin
Overhead pabrik dibebankan
Rp  1.000.000
Rp  5.000.000
Rp  4.000.000
Rp   2.500.000
Rp  5.000.000
Overhead pabrik sesungguhnya
Rp  3.000.000
Rp  3.000.000
Rp  3.000.000
Rp  3.000.000
Rp  3.000.000
Over (under) applied
(Rp2.000.000)
Rp  2.000.000
Rp  1.000.000
(Rp500.000)
Rp  2.000.000
Keterangan : selisih biaya overhead dapat rugi atau laba yang penutupannya  akan dibahas kemudian


JURNAL MENCATAT BIAYA OVERHEAD PABRIK
Bila perusahaan menggunakan tarip overhead untuk membebankan kepada produk, maka ada dua macam biaya overhead yaitu biaya overhead sesungguhnya dan overhead pabrik yang dibebankan.
Akun  biaya overhead pabrik sesungguhnya digunakan untuk mencatat biaya yang sesungguhnya yang dikumpulkan baik dari pembayaran kas, utang maupun penyesuaian.
Akun biaya overhead yang dibebankan digunakan untuk mencatat pembebanan kepada produk.

Berikut jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik.
    Jurnal terjadinya Biaya Overhead pabrik                 Jurnal Pembebanan biaya overhead pabrik ke
    yang sesungguhnya :                                                            Produk :
 


      Factory Overhead Control Dr                               Work in Process                           Dr
            Various Credit                           Cr                              Applied factory overhead               Cr

Akun Various credit digunakan untuk mewakili akun yang akan dikredit seperti Persediaan bahan, gaji & upah, penyusutan, kas dan lainnya.
Perbedaan overhead pabrik sesungguhnya dengan overhead pabrik yang dibebankan menimbulkan selisih yang harus dianalisis dan dicatat, yang pembahasannya ditunda pada pertemuan lain.

Contoh 6 mencatat biaya overhead pabrik
Berdasarkan data contoh 5




Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
Dasar pembebanan
           Unit diproduksi
         Biaya Bahan baku
Description
Debit
Credit
Debit
Credit
Terjadinya overhead sesungguhnya




Factory Overhead Control
Rp 3.000.000

Rp 3.000.000

       Various Credit

Rp 3.000.000

Rp 3.000.000
Overhead pabrik yang dibebankan




Work in Process
Rp 1.000.000

Rp 5.000.000

        Applied Factory Overhead

Rp 1.000.000

Rp 5.000.000

 

 

TARIP OVERHEAD PABRIK PER DEPARTEMEN PRODUKSI

Bila perusahaan membuat produknya melalui beberapa departemen produksi maka tarip overhead pabrik dapat ditentukan sebagai berikut :
a)      Tarip tunggal
b)      Tarip masing-masing departemen hal ini terjadi karena tiap departemen mempunyai dasar pembebanan yang berbeda.

Contoh 7 : Tarip overhead pabrik per departemen

Data taksiran overhead pabrik tahun 2010 untuk masing-masing departemen produksi

Departemen A
Departemen B
Anggaran Overhead pabrik
Rp 400.000
Rp 600.000
Taksiran jam kerja langsung
10.000
20.000
Taksiran jam mesin
4.000
5.000

Data realisasi overhead pabrik 3 bulan pertama 2010 dari masing-masing departemen produksi

Departemen A
Departemen B
Overhead pabrik sesungguhnya
Rp78.000
Rp100.000
Jam kerja langsung sesungguhnya
2.000
3.000
Jam mesin sesungguhnya
500
800

Bila departemen A di menggunakan dasar pembebanan Jam kerja langsung sedangkan departemen B menggunakan jam mesin maka tarip overhead pabrik masing-masing departement sebagai berikut :
Tarip overhead departement A
 Rp 400.000 : 10.000 jam = Rp   40
Tarip overhead departement B
 Rp 600.000 :   5.000 jam = Rp 120

Overhead pabrik dibebankan 3 bula pertama 2010 masing-masing departemen sebagai berikut
Overhead parbik dibebankan Departemen A
2.000 jam x Rp   40 = Rp 80.000
Overhead parbik dibebankan Departemen B
   800 jam x Rp 120  = Rp 96.000

Selisih overhead pabrik masing-masing departemen sebagai berikut :

Departemen A
Departemen B
Overhead pabrik dibebankan
Rp 80.000
Rp   96.000
Overhead pabrik sesungguhnya
Rp 78.000
Rp 100.000
Over (under) applied
Rp   2.000
  (Rp4.000)

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A
Description
Debit
Credit
Terjadinya overhead sesungguhnya Departemetn A


Factory Overhead Control Department A
Rp 78.000

       Various Credit

Rp 78.000
Overhead pabrik yang dibebankan


Work in Process
Rp 80.000

        Applied Factory Overhead Department A

Rp 80.000


Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik  Departemetn B
Description
Debit
Credit
Terjadinya overhead sesungguhnya


Factory Overhead Control Department B
Rp100.000

       Various Credit

Rp100.000
Overhead pabrik yang dibebankan


Work in Process
Rp96.000

        Applied Factory Overhead  Department B

Rp96.000



RANGKUMAN
Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk dapat menggunakan biaya yang sesungguhnya atau menggunakan tarif yang ditentukan dimuka, Langkah-langkah untuk menentukan tarip overhead pabrik adalah : memilih tingkat kegiatan,  menaksir biaya overhead pabrik dan memilih basis kegiatan, kemudian tarif dihitung berdasarkan salah satu basis kegiatan yaitu : unit diproduksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, jam mesin pada kapasitas normal. Biaya overhead dicatat sebelah debit untuk overhead pabrik sesungguhnya dan dikredit untuk overhead pabrik yang dibebankan. Biaya utama terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung sedangkan biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk adalah biaya konversi yang terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.


1 comment: