PERUSAHAAN DAGANG
( AKUNTANSI
PERUSAHAAN DAGANG - METODE PERPETUAL )
1. Perusahaan
Dagang
Merupakan perusahaan
yang kegiatan utamanya adalah membeli dan menjual
barang dagang dengan harapan mendapat keuntungan dari transaksi penjualan
tersebut. (Reeve,
Fees. 2005:254).
Perbedaan antara perusahaan jasa dan
perusahaan dagang :
Perusahaan Jasa
Perusahaan Dagang
Kegiatan Utama untuk
Memberikan jasa / Membeli dan menjual
memperoleh pendapatan pelayanan barang dagang
Laporan Keuangan :
- Dalam Neraca Tidak ada persediaan Ada
persediaan barang
barang dagang dagang
- Dalam Lap. Rugi Laba
Tidak ada harga pokok Ada harga pokok
penjualan penjualan
Perbedaan didalam
laporan laba rugi tampak sbb. :
Perusahaan jasa
Pendapatan jasa Rp xxx
Beban
operasi xxx
Laba
operasi Rp xxx
Perusahaan dagang
Penjualan
Rp xxx
Harga
pokok penjualan xxx
Laba
kotor Rp xxx
Beban operasi _ xxx
Laba
Operasi Rp xxx
Pendapatan
yang diperoleh pada perusahaan jasa adalah pendapatan atas jasa / pelayanan yang
diberikan kepada para pelanggan. Pada perhitungan laba rugi untuk perusahaan
jasa, pendapatan berasal dari penjualan jasa yang dilaporkan sebagai pendapatan
jasa.
Pendapatan
yang diperoleh pada perusahaan dagang adalah pendapatan yang diperoleh dari
aktivitas membeli dan menjual barang dagang.
Pendapatan akan dilaporkan sebagai penjualan ( sales ), dan harga perolehannya merupakan harga pokok barang yang
dijual ( cost of merchandise sold )
atau harga pokok penjualan.
Harga
pokok penjualan dikurangkan dari penjualan bersih ( net sales ) akan menghasilkan laba kotor ( Gross Profit ). Jumlah ini
disebut laba kotor karena belum dikurangkan dengan beban operasi yang menghasilkan
laba operasi
Barang dagang yang tidak terijual pada akhir periode
akuntansi disebut persediaan akhir barang dagang. Persediaan barang dagang ini dilaporkan pada neraca sebagai aktiva
lancar.
2. Akuntansi Perusahaan Dagang
Aktivitas utama perusahaan dagang meliputi berbagai
aktivitas yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Membeli
barang dagang
2.
Menerima dan menyimpan barang dagang untuk dijual lagi
3.
Menjual barang dagngan kepada konsumen
4.
Terjadinya
piutang usaha
5.
Penagihan
piutang usaha
6.
Penerimaan
uang tagihan
Transaksi yang sering terkait dalam
kegiatan perusahaan dagang adalah
sebagai berikut :
1.
Retur ( Return
)
2.
Potongan
( Discount )
3.
Beban
angkut ( Transportation Cost )
4.
Pajak
( Tax )
Berkaitan
dengan pembelian dan penjualan barang dagang, ada dua metode pencatatan
persediaan barang dagang yaitu :
1.
Metode Perpetual
2.
Metode Physic /
Periodic
2.1 Metode
Perpetual
Dalam metode perpetual ( perpetual inventory
system ) setiap pembelian dan penjualan barang dagang dicatat pada akun
persediaan. Akibatnya, jumlah barang
dagang yang tersedia untuk dijual dan jumlah yang telah dijual secara terus
menerus ( sistem perpetual ) tercantum dalam catatan pesediaan.
2.1.1 Akuntansi
untuk pembelian barang dagang
Dalam metode perpetual, pembelian barang dagang untuk dijual dicatat
pada akun persediaan barang dagang ( merchandise
inventory ). Bila pembelian
dilakukan secara kredit, misal dibeli barang dagang secara kredit senilai Rp
1.234.500,- maka dicatat sebagai berikut
2 Jan Merchandise
Inventory 1.234.500
Account Payable 1.234.500
A.
Potongan pembelian ( Purchase Discount )
Syarat-syarat pembelian
biasanya dicantumkan pada faktur ( invoice
) atau nota tagihan ( bill ) atau
formulir tagihan yang dikirim penjual kepada pembeli. Syarat-syarat mengenai kapan pembayaran akan
dilakukan sesuai kesepakatan pembeli dan penjual disebut syarat-syarat
pembayaran ( Terms of payment ). Jika pembayaran harus
dilakukan pada saat penyerahan barang, maka syaratnya adalah kas atau tunai. Bila tidak, maka kepada pembeli diberikan
tenggang waktu untuk pembayaran yang disebut periode kredit ( credit period )
Untuk
mendorong pembeli agar membayar sebelum periode kredit berakhir, penjual bisa
menawarkan diskon atau potongan harga.
Sebagi contoh, penjual memberikan potongan 2 % bila pembayaran diterima
dalam jangka waktu 10 hari sejak dibuat faktur.
Istilah ini sering dinyatakan dengan 2/10, n/30 yang berarti diskon 2 %
dari n ( penjualan kredit ) bila dibayar dalam jangka waktu 10 hari dengan
periode kreditnya 30 hari.
Diskon
(potongan) yang diambil oleh pembeli untuk pembayaran yang lebih cepat dari
tanggal faktur disebut potongan pembelian ( purchase
discounts ). Diskon tersebut
mengurangi harga pokok barang dagang yang dibeli. Kebanyakan perusahaan merancang sistem
akuntansi mereka sehingga semua diskon yang tersedia diambil, bilamana pembeli akan mengambil keuntungan
dari potongan pembelian, pembeli biasanya menggunakan metode perpetual untuk
mencatat pembelian persediaan barang dagang dengan jumlah bersih ( harga
jual dikurangi potongan – potongan )
Contoh :
Pada tgl 2 Januari 2012 Alam’s Computer membeli barang dagang secara kredit seharga Rp
1.500.000, dengan syarat 3/10, n/30 maka jurnal yang terkait dengan pembelian
dan pelunasan adalah sebagai berikut :
2 Jan Merchandise
Inventory 1.500.000
Account Payable 1.500.000
Apabila pelunasan dilakukan pada periode
diskon ( maksimal tgl 12 Jan ) maka diberikan potongan pembelian
12 Jan Account
Payable 1.500.000
Merchandise
Inventory
45.000
Cash 1.455.000
Apabila pelunasan
melebihi periode diskon maka tidak diberikan potongan pembelian
15 Jan Account Payable 1.500.000
Cash 1.500.000
B. Retur dan pengurangan / potongan pembelian
( Purchases return and allowances )
Bila barang dagang
dikembalikan ( retur pembelian ) atau diperlukan penyesuaian harga ( pengurangan pembelian ), pembeli ( debitur ) biasanya
menghubungi penjual secara tertulis. Dengan mengirimkan surat atau memorandum
debit ( debit memorandum ) atau nota
debit kepada penjual. Memorandum debit
memberikan informasi kepada penjual mengenai jumlah yang diusulkan oleh pembeli
untuk didebit ke hutang usaha yang harus dibayar kepada penjual. Memorandum tersebut juga mengungkapkan
sebab-sebab retur atau potongan tersebut.
Bila pembeli mengembalikan
barang dagang atau diberi potongan sebelum membayar faktur, maka jumlah
memorandum debit dikurangkan dari nilai faktur.
Jumlah tersebut dikurangkan sebelum diskon pembelian diperhitungkan.
Misalnya, pada tanggal
2 Januari Alam’s Computer membeli barang dagang secara kredit senilai Rp 2.345.000 dari Sidola dengan syarat 2/10 , n/30. Pada tanggal
4 Januari, Alam’s Computer mengembalikan sebagian barang dagang tersebut
senilai Rp 345.000, karena cacat dan
pada tanggal 11 Januari Alam’s Computer melunasi utangnya setelah dikurangi dengan
retur. Alam’s Computer mencatat
transaksi ini sebagai berikut :
2 Jan Merchandise
Inventory 2.345.000
Account Payable - Sidola 2.345.000
( pembelian barang dagang
)
4 Account Payable - Sidola 345..000
Merchandise Inventory 345.000
( Retur barang dagang )
11 Account
Payable - 2.000.000
Cash 1.960.000
Merchandise Inventory
40.000*
( faktur dibayar )
* [ (Rp 2.345.000 - Rp 345.000) x 2 % = Rp
40.000 ; Rp 2.000.000 – Rp 40.000 = Rp 1.960.000 ]
C.
Biaya transportasi (Transportation Cost )
Syarat perjanjian jual beli antara pembeli dengan penjual
meliputi ketentuan yang menyangkut kapan kepemilikan (hak) atas barang
dagang tersebut berpindah kepada
pembeli. Hal ini menentukan pihak mana, yang
harus menanggung biaya transportasi ( ongkos kirim ), penjual atau pembeli.
v Jika kepemilikan berpindah kepada pembeli
ketika penjual menyerahkan barang dagang kepada perusahaan pengiriman, maka
pembeli yang akan membayar biaya transportasi dan syarat ini disebit Franko
gudang penjual ( FOB* shipping point ) * FOB = Free On Board
v
Jika
kepemilikan berpindah kepada pembeli ketika barang dagang diterima oleh
pembeli, maka penjual yang akan membayar biaya transportasi dan syarat ini
disebut Franko gudang pembeli ( FOB
Destination )
D.
FOB Shipping point
Bila
persyaratan dalam jual beli ditentukan FOB Shipping point, maka biaya
pengiriman menjadi tanggungan pembeli, maka pembeli mencatatnya dalam akun persediaan
barang dagang ( Merchandise Inventory )
sehingga akan menambah komponen harga
pokok pembelian.
1.
Bila barang yang dibeli berdasarkan franko gudang
penjual.( FOB Shipping Point ) dan
dibayarkan tunai oleh pembeli maka akan dijurnal :
Merchandise
Inventory Rp xxx
Cash Rp
xxx
2.
Bila
barang yang dibeli berdasarkan franko gudang penjual.( FOB Shipping Point ) tetapi
penjual membayar dimuka biaya transportasi dan menambahkan ke faktur, akan dijurnal :
Merchandise Inventory Rp
xxx
Cash Rp xxx
3.
Bila barang yang dibeli berdasarkan franko gudang pembeli
( FOB
Destination ) maka tidak ada penjurnalan :
No Entry
Contoh
:
1)
Dibeli
barang dagang senilai Rp 1.000.000,- FOB shipping point. Ongkos kirim
Rp 50.000,- dibayar tunai di tujuan, maka akan dijurnal :
Merchandise Inventory 1.050.000
Account Payable 1.000.000
Cash 50.000
2)
Dibeli
barang dagang senilai Rp 1.000.000,-. ongkos
kirim Rp 50.000,- FOB Destination.
Merchandise Inventory 1.000.000
Account Payable 1.000.000
3)
Dijual barang dagang senilai Rp 1.000.000,-. FOB Shipping point. Ongkos kirim Rp 50.000,-
dibayar oleh penjual ke pihak jasa angkutan dan ditagih kepada pembeli dengan
ditambahkan kedalam faktur.
Merchandise Inventory 1.050.000
Account Payable 1.050.000
2.1.2 Akuntansi untuk penjualan barang dagang
Pendapatan dari penjualan
barang dagang biasanya dicatat dalam
buku besar sebagai penjualan ( sales ). Adakalanya perusahaan menggunakan istilah
yang lebih tepat yaitu penjualan barang dagang ( sales
of merchandise ).
A.
Penjualan secara tunai
Misalnya dilakukan penjualan
tunai tanggal 3 Januari senilai Rp 250.000, maka hal itu bisa dicatat sebagai
berikut :
3 jan Cash 300.000
Sales 300.000
Dalam sistem persediaan
perpetual, harga pokok penjualan dan pengurangan persediaan barang dagang dapat
dicatat pada akhir hari tersebut.
Misalnya diketahui bahwa harga
pokok penjualan barang dagang tersebut
adalah Rp 275.000 Ayat jurnal
untuk mencatat harga pokok penjualan dan pengurangan persediaan barang dagang adalah sebagai berikut :
3 Jan Cost
of merchandise sold 275.000
Merchandise Inventory 275.000
B.
Penjualan secara kredit
Apabila penjualan dilakukan
secara kredit ( sales on account ) maka penjual akan mencatat transaksi
tersebut dengan mendebit perkiraan
piutang usaha dan kredit ke penjualan. Misalnya dilakukan penjualan secara
kredit sebesar Rp 800.000,- dengan harga
pokok Rp 675.000,- akan dicatat :
8 Jan Account receivable 800.000
Sales 800.000
8 Jan Cost of merchandise sold 675.000
Merchandise Inventory 675.000
C.
Potongan / diskon penjualan ( sales
discount )
Seperti dibahas pada
transaksi pembelian, penjual dapat menawarkan syarat-syarat kredit ( pembayaran
) kepada pembeli dengan syarat
pembayaran yang meliputi potongan untuk pembayaran awal, misalkan 2/10,
n/30. Potongan demikian diberikan oleh
penjual yang disebut potongan penjualan ( sales
discount )
Misal , jika pelunasan
diterima dalam periode potongan ( 10 hari ) dari penjualan kredit Rp 800.000,-
dengan ketentuan 2/10, n/30.
17 Jan Cash 784.000
Sales discount 16.000
Account receivable 800.000
Jika pelunasan diterima melebihi
periode potongan ( 10 hari ) dari penjualan kredit
27 Jan Cash 800.000
Account receivable 800.000
D.
Retur dan pengurangan / potongan penjualan (sales return and allowances)
Barang dagang yang telah
terjual mungkin dikembalikan kepada penjual ( sales return ), misalnya karena cacat atau tidak sesuai pesanan
maka kepada pembeli akan diberikan
pengurangan dari harga semula barang yang dijual tsb ( pengurangan penjualan / sales allowance ). Bila retur penjualan atau
pengurangan penjualan dari penjualan kredit, penjual biasanya mengirimkan
kepada pembeli suatu nota kredit ( credit
memorandum )
Sebagai contoh, dikembalikan
barang dagang senilai Rp 250.000 oleh pembeli karena cacat, harga pokok barang yang dikembalikan adalah
Rp 225.000. Nota kredit yang dicatat
oleh Alam’s Computer adalah sebagai berikut :
11 Jan Sales
return and allowance 250.000
Account receivable 250.000
11 Jan Merchandise
Inventory 225.000
Cost
of Merchandise Sold 225.000
E.
Pajak penjualan ( Sales Tax )
Dalam penjualan tunai, penjual langsung memungut pajak
penjualan. Bila penjualan dilakukan
secara kredit, pajak penjualan dibebankan kepada pembeli dengan mendebet
piutang usaha. Penjual mengkredit akun
penjualan sebesar jumlah penjualannya saja dan mengkredit jumlah pajak ke akun
hutang pajak penjualan.
Misal penjualan kredit Rp 200.000
dikenakan pajak sebesar 10 %, akan dijurnal sebagai berikut :
12 Januari Account
receivable 220.000
Sales 200.000
Sales tax payable 20.000
F.
Potongan perdagangan / rabat ( Trade discount )
Potongan perdagangan ( Trade discount ) diberikan oleh penjual
jika pembeli melakukan pembelian dalam jumlah tertentu ( berkaitan dengan
kuantitas pembelian). Contoh pedagang grosir menawarkan diskon khusus kepada pembeli tertentu seperti pemerintah atau
perusahaan yang memesan dalam jumlah besar
G.
Beban angkut penjualan (
Transportation out )
Bila
persyaratan dalam jual beli ditentukan FOB destination, maka biaya angkut
menjadi tanggungan penjual, maka penjual mencatatnya dalam akun Transportation
out / Freight.
Dapat
saja beban angkut yang menjadi tanggungan pembeli tetapi sementara dibayar terlebih
dahulu oleh penjual karena sesuatu hal,
kemudian akan menagih beban angkut barang tersebut setelah barang sampai
ketempat pembeli, atau ditambahkan ke dalam faktur penjualan.
Untuk lebih jelasnya, berikut penjurnalan beban angkut pengiriman yang harus
di catat penjual berdasarkan kesepakatan siapa yang menaggung ongkos
pengiriman.
1.
Bila barang yang dibeli berdasarkan franko gudang
penjual.( FOB Shipping Point )
Tidak
ada penjurnalan
2.
Bila
barang yang dibeli berdasarkan franko gudang penjual ( FOB Shipping Point ), tetapi penjual membayar dimuka biaya
transportasi dan menambahkan ke faktur.
Account Receivable Rp xxx
Cash Rp
xxx
3.
Bila barang yang dibeli berdasarkan franko gudang pembeli
( FOB
Destination ).
Transportation Out Rp xxx
Cash Rp
xxx
Contoh
:
1.
Dijual
barang dagang senilai Rp 1.000.000,- FOB shipping point. Ongkos kirim Rp 50.000,- dibayar tunai di tujuan
Account Receivable Rp
1.000.000
Sales Rp
1.000.000
2.
Dijual
barang dagang senilai Rp 1.000.000,-. ongkos
kirim Rp 50.000,- FOB Destination dibayar tunai.
Account Receivable Rp
1.000.000
Transportation Out Rp 50.000
Sales Rp
1.000.000
Cash Rp 50.000
3.
Dijual barang dagang senilai Rp 1.000.000,-. FOB Shipping point. Ongkos kirim Rp 50.000,-
dibayar oleh penjual ke pihak jasa angkutan dan ditagih kepada pembeli dengan
ditambahkan kedalam faktur.
Account Receivable Rp
1.050.000
Sales Rp
1.000.000
Cash* Rp 50.000
*
kepihak angkutan
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete