PERUSAHAAN DAGANG
( AKUNTANSI
PERUSAHAAN DAGANG – METODE
PERIODIK )
1 Metode Periodik
Dalam metode periodik ( periodic inventory system ), catatan
persediaan tidak memperlihatkan jumlah yang tersedia untuk dijual atau yang
telah dijual sepanjang periode tersebut.
Akan tetapi, perhitungan fisik atas persediaan yang masih tersisa pada
akhir periode akuntansi ( yang disebut physical
inventory atau stock opname )
disiapkan pada akhir periode.
Perhitungan persediaan secara fisik ini digunakan untuk menentukan harga
perolehan dari barang dagang yang tersisa pada akhir periode dan harga pokok
penjualan selama periode bersangkutan. Dengan cara ini pencatatan pembelian dan penjualan lebih
singkat, tetapi akan sulit untuk mengetahui secara tepat saldo merchandise inventory yang terbaru,
karena tidak dibuat buku pembantu untuk keluar-masuknya inventory dalam nilai
rupiah. Oleh karena itu untuk mengetahui
saldo inventory secara pasti harus dilakukan stock opname. Sehingga
penggunaan sistem ini cocok digunakan oleh perusahaan yang mengharuskan sering
dilakukan stock opname dan/ atau
jumlah dan jenis barang yang diperjualbelikan tidak terlalu beragam.
1.1 Akuntansi
untuk pembelian barang dagang
Dalam metode periodik, pembelian barang dagang untuk dijual dicatat
pada akun pembelian ( purchasing ). Bila pembelian dilakukan secara kredit, misal
dibeli barang dagang secara kredit senilai Rp 1.234.500,- maka dicatat sebagai berikut
2 Jan Purchasing 1.234.500
Account Payable
1.234.500
A.
Potongan pembelian ( Purchase Discount )
Syarat-syarat pembelian
biasanya dicantumkan pada faktur ( invoice
) atau nota tagihan ( bill ) atau
formulir tagihan yang dikirim penjual kepada pembeli. Syarat-syarat mengenai kapan pembayaran akan
dilakukan sesuai kesepakatan pembeli dan penjual disebut syarat-syarat
pembayaran ( Terms of payment ). Jika pembayaran harus
dilakukan pada saat penyerahan barang, maka syaratnya adalah kas atau tunai. Bila tidak, maka kepada pembeli diberikan
tenggang waktu untuk pembayaran yang disebut periode kredit ( credit period )
Untuk
mendorong pembeli agar membayar sebelum periode kredit berakhir, penjual bisa
menawarkan diskon atau potongan harga.
Sebagi contoh, penjual memberikan potongan 2 % bila pembayaran diterima
dalam jangka waktu 10 hari sejak dibuat faktur.
Istilah ini sering dinyatakan dengan 2/10, n/30 yang berarti diskon 2 %
dari n ( penjualan kredit ) bila dibayar dalam jangka waktu 10 hari dengan
periode kreditnya 30 hari.
Diskon
(potongan) yang diambil oleh pembeli untuk pembayaran yang lebih cepat dari
tanggal faktur disebut potongan pembelian ( purchase
discounts ).
Contoh :
Pada tgl 2 Januari 2012 Alam’s Computer membeli barang dagang secara kredit seharga Rp
1.500.000, dengan syarat 3/10, n/30 maka jurnal yang terkait dengan pembelian
dan pelunasan adalah sebagai berikut :
2 Jan Purchase 1.500.000
Account Payable 1.500.000
Apabila pelunasan dilakukan pada periode
diskon ( maksimal tgl 12 Jan ) maka diberikan potongan pembelian
12 Jan Account
Payable 1.500.000
Purchase discount 45.000
Cash 1.455.000
Apabila pelunasan
melebihi periode diskon maka tidak diberikan potongan pembelian
15 Jan Account Payable 1.500.000
Cash 1.500.000
B. Retur dan pengurangan / potongan pembelian
( Purchases return and allowances )
Bila barang dagang
dikembalikan ( retur pembelian ) atau diperlukan penyesuaian harga ( pengurangan pembelian ), pembeli ( debitur ) biasanya
menghubungi penjual secara tertulis. Dengan mengirimkan surat atau memorandum
debit ( debit memorandum ) atau nota
debit kepada penjual. Memorandum debit
memberikan informasi kepada penjual mengenai jumlah yang diusulkan oleh pembeli
untuk didebit ke hutang usaha yang harus dibayar kepada penjual. Memorandum tersebut juga mengungkapkan
sebab-sebab retur atau potongan tersebut.
Bila pembeli mengembalikan
barang dagang atau diberi potongan sebelum membayar faktur, maka jumlah
memorandum debit dikurangkan dari nilai faktur.
Jumlah tersebut dikurangkan sebelum diskon pembelian diperhitungkan.
Misalnya, pada tanggal
2 Januari Alam’s Computer membeli barang dagang secara kredit senilai Rp 2.345.000 dari Sidola dengan syarat 2/10 , n/30. Pada tanggal
4 Januari, Alam’s Computer mengembalikan sebagian barang dagang tersebut
senilai Rp 345.000, karena cacat dan
pada tanggal 11 Januari Alam’s Computer melunasi utangnya setelah dikurangi dengan
retur. Alam’s Computer mencatat
transaksi ini sebagai berikut :
2 Jan Purchase 2.345.000
Account Payable - Sidola 2.345.000
( pembelian barang dagang
)
4 Account Payable - Sidola 345..000
Purchase return and
allowance 345.000
( Retur barang dagang )
11 Account
Payable - 2.000.000
Cash 1.960.000
Purchase
discount 40.000*
( faktur dibayar )
* [ (Rp 2.345.000 - Rp 345.000) x 2 % = Rp
40.000 ; Rp 2.000.000 – Rp 40.000 = Rp 1.960.000 ]
2.1.2 Akuntansi untuk penjualan barang dagang
Pendapatan dari penjualan
barang dagang biasanya dicatat dalam
buku besar sebagai penjualan ( sales ). Adakalanya perusahaan menggunakan istilah
yang lebih tepat yaitu penjualan barang dagang ( sales
of merchandise ).
A.
Penjualan secara tunai
Misalnya dilakukan penjualan
tunai tanggal 3 Januari senilai Rp 250.000, maka hal itu bisa dicatat sebagai
berikut :
3 jan Cash 300.000
Sales 300.000
Dalam sistem persediaan
periodik, harga pokok penjualan tidak dicatat karena
harga pokok barang dagang yang dijual akan dihitung pada akhir periode,
setelah menghitung nilai persediaan akhir barang dagang secara pisik
B.
Penjualan secara kredit
Apabila penjualan dilakukan
secara kredit ( sales on account ) maka penjual akan mencatat transaksi
tersebut dengan mendebit perkiraan
piutang usaha dan kredit ke penjualan. Misalnya dilakukan penjualan secara
kredit sebesar Rp 800.000,- dengan harga
pokok Rp 675.000,- akan dicatat :
8 Jan Account receivable 800.000
Sales 800.000
C.
Potongan / diskon penjualan ( sales
discount )
Seperti dibahas pada
transaksi pembelian, penjual dapat menawarkan syarat-syarat kredit (pembayaran)
kepada pembeli dengan syarat pembayaran yang meliputi potongan untuk pembayaran
awal, misalkan 2/10, n/30. Potongan
demikian diberikan oleh penjual yang disebut potongan penjualan ( sales discount )
Misal , jika pelunasan
diterima dalam periode potongan ( 10 hari ) dari penjualan kredit Rp 800.000,-
dengan ketentuan 2/20, n/30.
17 Jan Cash 784.000
Sales discount 16.000
Account receivable 800.000
D.
Retur dan pengurangan / potongan penjualan (sales return and allowances)
Barang dagang yang telah
terjual mungkin dikembalikan kepada penjual ( sales return ), misalnya karena cacat atau tidak sesuai pesanan
maka kepada pembeli akan diberikan
pengurangan dari harga semula barang yang dijual tsb ( pengurangan penjualan / sales allowance ). Bila retur penjualan atau
pengurangan penjualan dari penjualan kredit, penjual biasanya mengirimkan
kepada pembeli suatu nota kredit ( credit
memorandum )
Sebagai contoh, dikembalikan
barang dagang senilai Rp 250.000 oleh pembeli karena cacat, . Nota
kredit yang dicatat oleh Alam’s Computer adalah sebagai berikut :
11 Jan Sales
return and allowance 250.000
Account receivable 250.000
E.
Pajak penjualan ( Sales Tax )
Dalam penjualan tunai,
penjual langsung memungut pajak penjualan.
Bila penjualan dilakukan secara kredit, pajak penjualan dibebankan
kepada pembeli dengan mendebet piutang usaha.
Penjual mengkredit akun penjualan sebesar jumlah penjualannya saja dan
mengkredit jumlah pajak ke akun hutang pajak penjualan.
Misal penjualan kredit Rp 200.000
dikenakan pajak sebesar 10 %, akan dicatat sebagai berikut :
12 Januari Account
receivable 220.000
Sales 200.000
Sales tax payable 20.000
F.
Potongan perdagangan / rabat ( Trade discount )
Potongan perdagangan ( Trade discount ) diberikan oleh penjual
jika pembeli melakukan pembelian dalam jumlah tertentu ( berkaitan dengan
kuantitas pembelian). Contoh pedagang grosir menawarkan diskon khusus kepada pembeli tertentu seperti pemerintah atau
perusahaan yang memesan dalam jumlah besar
G.
Biaya transportasi (Transportation Cost )
Syarat perjanjian penjualan
antara pembeli dengan penjual meliputi ketentuan yang menyangkut kapan
kepemilikan (hak) atas barang dagang tersebut berpindah kepada pembeli. Hal ini menentukan pihak mana, penjual atau
pembeli, yang harus menanggung biaya
transportasi ( ongkos kirim ).
v Jika kepemilikan berpindah kepada pembeli
ketika penjual menyerahkan barang dagang kepada perusahaan pengiriman, maka
pembeli yang akan membayar biaya transportasi dan syarat ini disebit Franko
gudang penjual ( FOB* shipping point ) * FOB = Free On Board
v
Jika
kepemilikan berpindah kepada pembeli ketika barang dagang diterima oleh
pembeli, maka penjual yang akan membayar biaya transportasi dan syarat ini
disebut Franko gudang pembeli ( FOB
Destination )
H.
Beban angkut pembelian ( Transportation in / Freight in )
Bila
persyaratan dalam jual beli ditentukan FOB Shipping point, maka biaya
pengiriman menjadi tanggungan pembeli, maka pada metode periodik pembeli
mencatatnya dalam akun Transportation in / Freight in dan akan menambah ke
dalam komponen pembelian ( harga pokok pembelian ).
I.
Beban angkut penjualan (
Transportation out )
Bila
persyaratan dalam jual beli ditentukan FOB destination, maka biaya angkut
menjadi tanggungan penjual, maka penjual mencatatnya dalam akun Transportation
out / Freight out.
Dapat
saja beban angkut yang menjadi tanggungan pembeli tetapi sementara dibayar terlebih
dahulu oleh penjual karena sesuatu hal,
kemudian akan menagih beban angkut barang tersebut setelah barang sampai
ketempat pembeli, atau ditambahkan ke dalam faktur penjualan.
2.1.3 Akuntansi
Biaya Pengiriman
Untuk lebih jelasnya, berikut penjurnalan beban angkut pengiriman yang
harus di catat penjual berdasarkan kesepakatan siapa yang menanggung ongkos
pengiriman.
1.
Bila barang yang dibeli berdasarkan franko gudang
penjual.( FOB Shipping Point )
Tidak
ada penjurnalan
2.
Bila
barang yang dibeli berdasarkan franko gudang penjual ( FOB Shipping Point ), tetapi penjual membayar dimuka biaya
transportasi dan menambahkan ke faktur.
Account Receivable Rp xxx
Cash Rp
xxx
3.
Bila barang yang dibeli berdasarkan franko gudang pembeli
( FOB
Destination ).
Transportation Out Rp xxx
Cash Rp xxx
Contoh
:
1.
Dijual
barang dagang senilai Rp 1.000.000,- FOB shipping point. Ongkos kirim
Rp 50.000,- dibayar tunai di tujuan
Account Receivable Rp
1.000.000
Sales Rp
1.000.000
2.
Dijual
barang dagang senilai Rp 1.000.000,-. ongkos
kirim Rp 50.000,- FOB Destination dibayar tunai.
Account Receivable Rp
1.000.000
Transportation Out Rp 50.000
Sales Rp
1.000.000
Cash Rp 50.000
3.
Dijual barang dagang senilai Rp 1.000.000,-. FOB Shipping point. Ongkos kirim Rp 50.000,-
dibayar oleh penjual ke pihak jasa angkutan dan ditagih kepada pembeli dengan
ditambahkan kedalam faktur.
Account Receivable Rp
1.050.000
Sales Rp
1.000.000
Cash* Rp 50.000
*
kepihak angkutan
Berikut
adalah gambaran perbandingan pencatatan
untuk metode perpetual dan metode periodik :
Transaksi Physical Perpetual
Membeli brg dagang purchase 500 merchandise inv 500
10 unit @ Rp 50,- Cash/AP 500 Cash/ AP 500
Dijual 3 unit dengan Cash /AR 240 Cash/ AR 240
Harga @ Rp 80,- Sales 240 Sales 240
COGS 150
Merch. Inv 150
Dari perbandinagn kedua
sistem tersebut dapat dilihat bahwa dengan sistem perpetual, angka saldo
inventory akan selalu terbaru, karena akun tersebut bertambah (didebet) saat
adanya pembelian dan berkurang (dikredit) saat terjadi penjualan. Selain itu cost of merchandise sold / harga pokok barang yang dijual, juga
saldonya langsung tersedia.
Berbeda dengan pencatatan
menggunakan sistem periodik dimana saldo inventory tidak akan berubah dengan
adanya transaksi jual beli. Saldo
inventory ditetapkan hanya pada waktu stock opname. Jika perusahaan ingin mengetahui gross profit,
maka harus dilakukan stock opname dan kemudian dibuat COGS statement.
3. Perhitungan harga pokok
Untuk menghitung
harga pokok atas barang yang dijual menurut
metode periodik harus ditentukan :
a. Pembelian bersih
b. Persediaan Awal
c. Persediaan akhir
Merchandise
Inventory, Jan, 1, 2012
|
|
|
3,450,000
|
Purchases
|
|
2,750,000
|
|
Less : Purchases Return and Allowance
|
345,000
|
|
|
Purchases Discount
|
125,000
|
470,000
|
|
Net Purchases
|
|
2,280,000
|
|
Plus Freight – in
|
|
110,000
|
|
Cost of goods purchased
|
|
|
2,390,000
|
Cost of goods available for sale
|
|
|
5,840,000
|
Less : Merchandise Inventory, Dec, 31, 2012
|
|
|
2,140,000
|
Cost of
merchandise sold
|
|
|
3,700,000
|
Cargo Cepat & Murah
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete