PROYEK
HAMBALANG, APA, MENGAPA DAN SOLUSINYA
Sekilas berbicara mengenai kasus Proyek Hambalang.....
Jakarta (ANTARA News) - Pembangunan Pusat Pembinaan
Prestasi Olahraga Nasional di Hambalang, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,
ternyata menghabiskan dana Rp2,5 triliun.
Hal itu diketahui dari surat Sekretaris Menpora Wafid
Muharam yang dikirimkan kepada Wakil Ketua Komisi X DPR RI Rully Chairul Azwar
tanggal 22 Januari 2010 sebagai balasan dari memo pimpinan Komisi X DPR RI yang
ditandatangani oleh Rully tanggal 20 Januari 2010.
Dalam surat bernomor 0138.D/SESMENPORA/1/2010 tentang
Usulan APBNP Tahun 2010, ada 3 poin yang disampaikan, salah satunya adalah
pembangunan fasilitas olahraga di Hambalang. Berikut isi surat dari Wafid
Muharam tanggal 22 Januari 2010:
Kepada Yang terhormat Bapak Ir Rully Chairul Azwar,
M.Si
Wakil Ketua Komisi X DPR RI di
Jakarta. Memenuhi memo bapak tanggal 20 Januari 2010 perihal bahwa
awal pembahasan RAPBNP 2010, dengan hormat perkenankanlah kami menyampaikan
rencana usulan tambahan anggaran sebesar Rp1.535.825 miliar atau Rp1,535
triliun untuk kegiatan-kegiatan prioritas yang belum terakomodir dalam DIPA
Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2010 yaitu:
1. Persiapan
pelaksanaan Sea Games dan Asean Para Games 2011 sebesar Rp550 miliar antara
lain dialokasikan untuk persiapan Rp50 miliar. Renovasi prasarana (venue)
sebesar Rp200 miliar, pengadaan sarana/perlengkapan/peralatan/ pertandingan
sebesar Rp200 miliar dan Pembinaan Kontingen Nasional Rp100 miliar. Usul ini
merupakan tindaklanjut permohonan kami kepada Menteri Keuangan melalui surat
Nomor 3032.B/MENPORA/8/2009 tanggal 27 Agustus 2009.
2. Lanjutan
pembangunan tahap I Pusat Pendidikan dan Pelatihan Olahraga Nasional dan
Sekolah Olahraga Nasional Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, sebesar Rp625 miliar,
mengingat DIPA Kemenpora Tahun anggaran 2010 baru tersedia Rp125 miliar. Dapat
kami informasikan bahwa usulan ini merupakan bagian dari rencana pembangunan
Pusat Pembinaan Prestasi Olahraga Nasional tersebut yang secara keseluruhan
memerlukan dana sebesar Rp2,5 triliun.
3. Peningkatan
kegiatan olahraga Pendidikan Nasional dan Daerah sebesar Rp360
miliar. Dana Rp2,5 triliun, Komisi X DPR RI baru mengetahui melalui surat
Sesmenpora, tapi tidak pernah dibahas Komisi X DPR RI. Tiba-tiba muncul dana
Rp2,5 triliun pada pertengahan tahun 2011. Menpora Andi Malaranggeng
mengatakan, Kemenpora sudah mengikatnya dan sudah disetujui Menteri
Keuangan," kata Rully di Gedung DPR RI di Jakarta, Rabu.
KASUS proyek pusat olahraga terpadu Hambalang, Bogor,
Jawa Barat, selain sarat dengan aroma korupsi, juga bermasalah secara teknis.
Dua bangunan di lokasi itu ambruk karena tanahnya ambles.
Pertanyaan yang muncul ialah tentang analisis mengenai
dampak lingkungan (amdal) proyek senilai Rp1,2 triliun itu. Badan Lingkungan
Hidup (BLH) Kabupaten Bogor melalui juru bicara Bupati Bogor, David Rizar
Nugroho, mengatakan pihaknya saat ini belum mengeluarkan surat amdal untuk
proyek Hambalang. Pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga
Nasional (P3SON) Hambalang, di Bogor, Jawa Barat, yang diduga melibatkan elite
dan petinggi Partai Demokrat serta oknum penguasa.Sebagaimana kita ketahui
bahwa, proyek Pusat Pelatihan dan Pendidikan Olahraga Hambalang dihentikan
sementara sejak Maret 2012. Penyebabnya, terjadi kerusakan fondasi bangunan
akibat longsor pada Desember 2011 dan anggaran proyek yang tak kunjung cair.
Karena dana yang tak kunjung cair maka Proyek Pembangunan Pusat Pelatihan dan
Pendidikan Olahraga Hambalang dihentikan. Namun disinilah KPK mencium adanya
kejanggalan yang terjadi misalnya
1. Athiyyah Laila, istri Anas Urbaningrum, menggandeng
kawan kecilnya, Machfud Suroso, pada 2008. Bersama Machfud dan Munadi
Herlambang, Athiyyah mendirikan PT Dutasari Citralaras. Awalnya mereka ingin
membangun hotel namun gagal karena tidak mendapat pinjaman bank. Nama Dutasari
malah tercantum sebagai subkontaktor proyek Hambalang, 20 Desember 2010.2.
Hubungan Athiyyah dengan Machfud seolah-olah mata rantai kasus Hambalang. Di
hulu kasus, Anas dituding bekas koleganya, Nazaruddin, punya kepentingan dengan
Hambalang. Menurut Nazaruddin, Machfud yang mempertemukan Anas dengan petinggi
Adhi Karya. Dalam pertemuan di restoran Chatterbox, Plaza Senayan, keluar upeti
Rp 100 miliar untuk ditebarkan ke arena kongres, pejabat Kementerian Olahraga,
juga politikus Senayan.
3. Munadi merupakan putra Muchayat, Deputi Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara, hingga September 2010. Kata Nazaruddin,
keberadaan Muchayat membikin Dutasari gampang memperoleh subkontrak dari
perusahaan konstruksi pelat merah.4. Oktober 2010, PT Adhi Karya mengundang
Dutasari bekerja sama dalam proyek Hambalang. Padahal September-Oktober itu
lelang masih dalam tahap pra-kualifikasi. Menurut Machfud, awalnya ia
mengajukan Rp 370 miliar, lalu turun ke angka Rp 295 miliar, plus pajak menjadi
Rp 324,5 miliar.5. PT Adhi Karya-PT Wijaya Karya serta Kementerian Pemuda dan
Olahraga meneken kontrak senilai Rp 1,077 triliun pada 10 Desember 2010.
Berselang empat hari, Adhi-Wika mengajukan Dutasari sebagai subkontraktor ke
Kementerian. Sepekan kemudian, 20 Desember 2010, Dutasari menjadi subkontraktor
pertama yang direkrut. Subkontraktor lain baru diajukan akhir Desember 2010 dan
Januari 2011. KPK secara khusus menelusuri tentang ambruknya proyek Hambalang
di samping dugaan mengalirnya uang Hambalang ke Kongres Partai Demokrat.
Sekitar 50 nama telah dimintai keterangan oleh KPK, termasuk Menpora Andi
Mallarangeng dan istri Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Athiyyah
Laila.Menteri BUMN Dahlan Iskan mengizinkan KPK untuk mengusut dan memproses
direksi PT. Adhi Karya yang diduga terlibat dalam kasus Hambalang tersebut.
Terkait anggaran dalam proyek tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)
Andi Alfian Mallarangeng mengatakan, proses pengajuan hingga realisasi anggaran
proyek itu sudah sesuai mekanisme yang berlaku. Andi Alfian Mallarangeng juga
mngaku tidak merasa melanggar undang-undangan yang sudah di tetapkan serta
tidak melanggar prosedur dengan bengkaknya anggaran proyek tersebut dari 125
miliar dan kini membengkak menjadi 1,2 triliun sebagaimana seperti yang
dituduhkan oleh anggota DPR Anggota Komisi X Dedi Gumilar.Dedi Gumilar mengakui
bahwa pihaknya mengetahui tentang penambahan dana proyek pusat olahraga
Hambalang. Namun tidak semua anggota DPR mengetahui tentang adanya pembengkakan
dana Proyek Hambalang. Dalam kasus ini banyak sekali para pejabat DPR yang
saling melempar tanggung jawab, mereka yang diduga terlibat dalam kasus
hambalang ini seolah-olah tidak mengerti dan tidak ikut serta dalam kasus
Hambalang ini. Dalam hal ini kita bisa melihat banyak sekali para Petinggi yang
ingin lepas tangan dari masalah ini. Banyak opini yang timbul dalam perdebatan
ini antara lain
4. Menurut Bambang Soesatyo anggota
Komisi X DPR mengatakan mekanisme penganggaran proyek Hambalang ini tidak
transparan, banyak sekali hal yang ditutup-tutupi. Dalam penganggaran
proyek pembangunan sarana olahraga Hambalang berbau kejahatan kerah
putih karena tidak semua anggota Komisi X DPR ikut serta dalam
pembahasan anggaran proyek tersebut, karena hanya sebagian anggota Komisi X DPR
yang mendapat rincian data anggaran proyek Hambalang yang katanya menghabiskan
data hingga triliunan tersebut. Menurutnya, persoalan Hambalang merupakan persoalan
serius karena menyangkut kredibilitas kabinet dan pertanggung jawaban atas
penggunaan keuangan negara.
Dan dia pun mengemukakah fakta bahwa
sejumlah anggota Komisi X DPR yang berkaitan dengan masalah proyek hambalang
tidak memiliki informasi yang cukup. Bahkan sebagian dari mereka tidak tahu bagaimana proses perencanaan dan penganggaran,
termasuk penetapan proyek ini sebagai program multi years
v Zulkarnaen mengatakan
ada beberapa petinggi DPR yang ikut andil dalam skandal ini diantaranya:
Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng. Sebagaiman kita
ketahui bahwa kedua petinggi itu saling membantah bahwa mereka ikut teerlibat
dalam skandal ini, tapi Ketua KPK yaitu Abraham Samad mengatakan bahwa mereka
berdua adalah tokoh yang ikut berperan dalam skandal ini hanya tunggu
waktu saja untuk memanggil petinggi tersebut. Zulkarnaen juga merinci tahapan
penambahan anggaran yang dimulai dari tahun 2010 dana yang dikeluarkan senilai
275 miliar kemudian menjadi 400 miliar dan yang ketiga 500 miliar. Zulkarnaen
mendesak pemerintah untuk bertanggung jawab dan tidak malah lari dari masalah
dan menutup-nutupi semua kejanggalan ini
v Menurut Soetan Batoeghana
mengatakan jika Menpora Andi Mallarangeng bersalah melakukan tindak pidana
korupsi, Andi Malarangeng bersama dengan Anas Urbaningrum telah bersekongkol
dalam melakukan tindakan penyalahgunaan jabatannya, maka seharusnya Andi bukan hanya
dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Menpora, melainkan juga akan dipecat dari
Partai Demokrat.
v Menurut Nazaruddin saat di
Tanya di gedung KPK Jakarta, Selasa (5/6/2012) sebelum menjalani
pemeriksaan sebagai saksi untuk Angelina Sondakh. "Rencana anggaran itu sudah di-setting (diatur) dengan Menpora sama Anas Urbaningrum.
Jadi kalau mereka bilang nggak tahu, itu semua bohong," kata
Nazaruddin. Nazaruddin juga menyebut kalau Angelina Sondakh dan dirinya hanya
bertindak sebagai pelaksana. "Menpora dan Anas Urbaningrum itu sudah di-setting dari awal. Saya dan Angelina Sondakh cuma
sebagai pelaksana," katanya lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa
Angelina Sondakh sudah ditahan di KPK padahal Nazar telah mengatakan bahwa ,
mereka hanya melaksanakan perintah dari atasannya. Sehingga dalam masalah ini
para pejabat tinggi saling melempar data triliunan Hambalang karena mereka
tidak mau disebut sebagai mentri yang amatiran sebagaimana pernyataan dari
Bambang.
v Menurut Soetan
Batoeghana mengatakan, jika Menpora Andi Mallarangeng bersalah melakukan
tindak pidana korupsi, maka Andi bukan hanya dinonaktifkan dari jabatannya
sebagai Menpora, melainkan juga akan dipecat dari Partai Demokrat. Proyek
ini dikerjakan melalui kerja sama operasi (KSO) antara PT Adhi Karya dan PT
Wijaya Karya.
Dalam pengerjaannya, proyek disubkontrakkan kesejumlah
perusahan lain, salah satunya PT Dutasari Citralaras yang pernah dimiliki istri
Anas, Athiyyah Laila. Dalam skandal ini, ada spesikulasi yang mengatakan bahwa
istri Ans Urbaningrum mendapatkan kucuran dana sebesar Rp.300 M yang mengalir
kepada perusahaannya. Tapi sebagaiaman kita ketahui Athiyayah menyangkalnya.
KPK telah memeriksa Athiyyah beberapa waktu lalu. Selain itu, KPK memeriksa
pemilik saham PT Dutasari Citralaras, Mahfud Suroso dan Munadi Herlambang.
Mahfud disebut sebagai orang dekat Anas, sementara Munadi adalah pejabat di
Partai Demokrat.
Nazaruddin mengungkapkan bahwa PT. Andi Karya
meluncurkan uang pelican terhadap Anas Urbaningrum, Andi Malarangeng, dan anggota
Komisi X DPR untuk mendapatkan proyek Hambalang. Menurut Nazaruddin, uang
ke Anas dan Andi tersebut diberikan melalui Mahfud Suroso. Tudingan ini pun
dibantah Andi dan Anas, mereka berdua gigih dan kekeh kalau mereka tidak
ikut serta dalam skandal tersebut, sehingga sampai saat ini KPK masih kesulitan
dalam menemukan siapa sebenarnya dalang dari semua ini.
Pada tanggal 24 Mei 2012 KPK memeriksa Andi
Malarangeng lalu kemudian akan berencana memeriksa Anas Urbaningrum terkait
dengan penyidikan Proyek Hambalang.
Namun mereka berdua bersikukuh menyangkal bahwa meraka
terlibat dan menyangkal dalam kasus macetnya proyek Hambalang bahkan
pada suatu kesempatan Anas mengatakan ” jika saya terbukti mendapatkan
suap dari kasus ini maka saya berani digantung di Monas.” Mendengar pernyataan
Anas yang seperti itu Nazar semakin percaya bahwa Anas memang ikut serta dalam
skandal tersebut.
“Tentu saja ini penting bagi KPK untuk melakukan
investigasi lebih lanjut. Belum jadi saja sudah rusak. Ini berarti proses
pengerjaan mulai dari perencanaan sudah bermasalah. Ada kesan dipaksakan.
Daerah Hambalang itu kan rawan longsor,” ujar politikus PDIP ini, saat ditemui
di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (28/5).
Hal ini, lanjut dia, menjadi pintu masuk bagi KPK
untuk mencari tahu lebih jauh temuan-temuan penyimpangan yang selama ini sudah
dikantongi KPK.
“Bagi saya jelas, kejadian ini memperkuat bahwa ‘ada
sesuatu’ dan KPK harus melihat ini lebih detail. Makin besar kecurigaan kita
kan ditambah dengan proses pembangunannya yang tertutup. Semakin tertutup
semakin kita mencurigai ada sesuatu yang salah dan ingin disembunyikan,” tegas
Pramono.
Seperti diketahui, Jumat tengah malam (25/5) lalu, dua
bangunan di lokasi proyek pusat olahraga di Bukit Hambalang, Hambalang, Bogor,
Jawa Barat, ambruk karena tanahnya amblas. Dua bangunan itu adalah lapangan
indoor dan power house yang berada di zona tiga.
Lapangan indoor tersebut adalah lapangan bulu tangkis
dan sepak takraw. Adapun power house tiga merupakan tempat menyimpan genset.
Bangunan ini sudah hampir rampung.mediaindonesia.com
Bila dikaitkan dengan etika maka terlihat jelas bahwa
petinggi kita yang melakukan tindakan melawan aturan hukum itu sudah jelas
tidak memiliki etika yang baik, tidak memiliki nilai-nilai yang baik untuk
rakyatnya. Dan bila di cermati lagi maka terlihat jelas bila para petinggi kita
tidak memiliki tanggung jawab terhadap apa yang dilakukan, mereka cenderung
menutupi apa yang sebenarnya terjadi. Seharusnya para petinggi kita yang sudah
lebih mengerti tentang kehidupan rakyatnya, tentang pentingnya kesejahteraan
rakyat harusnya lebih memiliki etika yang tinggi. Etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat
Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yg
baik, aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari
satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.
Sebaiknya para petinggi yang merasa terlibat dalam kasus Hambalang ini
hendaklah memberikan etikat yang baik dengan cara mengakui dan menyerahkan diri
pada pihak yang berwajib, agar semua masalah yang menyangkut kasus Hambalang
ini cepat berakhir.
Pandangan penulis, kasus ini di samping adanya oknum
yang tidak bertanggung jawab, yang dalam hal ini cukup melibatkan banyak
personil, ternyata di balik semua itu, adanya system pengelolaan keuangan yang
morat marit membuat semakin rancunya urusan hal di atas. System hukum yang
terkesan tebang pilih membuat para elit politik yang punya banyak uang ( dalam
hal ini tentu kebanyakan dari mereka melakukan korupsi berjamaah) tidak akan
pernah bisa dikenakan
sanksi yang tegas. Mereka dengan seenaknya menggunakan uang negara untuk disalahgunakan menjadi kepentingan
sendiri dan partainya.
Jadi kesimpulannya, semua permasalahan di atas harus
ditangani secara serius, baik menyangkut permasalahan pejabat tinggi negara
yang harusnya amanah dalam memegang tugas kenegaraan, juga system kenegaraannya harus benar-benar diganti
dengan system yang benar-benar bisa menjaga individu-individu yang di dalamnya bisa berlaku amanah. Itulah system Islam.
Wallahu a’lam bish showab.
( ditulis dalam rangka mengumpulkan tugas mata kuliah Etika Bisnis, diketik n diedit di bustan computer advertising milik Bapak Syamsudin Al Wachidah http://www.facebook.com/syamsuddin.alwahidah )
( ditulis dalam rangka mengumpulkan tugas mata kuliah Etika Bisnis, diketik n diedit di bustan computer advertising milik Bapak Syamsudin Al Wachidah http://www.facebook.com/syamsuddin.alwahidah )
No comments:
Post a Comment