1.
Dari
keberhasilan mengembangkan Restoran Mbah Jingkrak, apakah pemilik dan manajemen Restoran Mbah
Jingkrak
bisa dikategorikan sebagai orang yang kreatif? Kreatifitas-kreatifitas apakah
yang dilakukan dan diterapkan oleh manajemen dalam mengembangkan bisnis
tersebut? Jelaskan!
Pemilik Restoran Mbah Jingkrak
tentu saja dikategorikan sebagai orang yg kreatif. Lihatlah teori berikut ini:
ciri – ciri pemikiran kreatif
secara umum yaitu :
a. sensitif terhadap masalah-masalah,
b. mampu menghasilkan sejumlah ide besar,
c. fleksibel,
d. keaslian,
e. mau mendengarkan perasaan,
f. keterbukaan pada gejala bawah sadar,
g. mempunyai motivasi,
h. bebas dari rasa takut gagal,
i. mampu berkonsentrasi,
Kreatifitas yg
dikembangkan dalam bisnis tersebut:
1.
Menghasilkan sebuah
ide yg brilian mendirikan sebuah resto masakan yg namanya pun unik yaitu “Mbah
Jingkrak”.
2.
Dia (pemilik dan Management) berprinsip
sangat bagus “ masak adalah art”. Dengan begitu ia akan selalu senang dan
bersemangat dalam berwirausaha karena masak bagia dia adalah seni dan karya
yang tak akan ada habisnya untuk dikembangkan.
3.
Dia mempunyai
keaslian bakat yaitu mamasak. Dia mampu memodifikasi masakan masakan hingga
terciptanya masakan masakan yg digemari banyak orang.
4.
Dia mempunyai motivasi
yang sangat besar dalam berusaha. Hingga berhasil dari mulai membuka warung
nasi hingga resto yg modern tetapi tidak meninggalkan keunikan khas Jawanya.
5.
Kegagalan bukan
sesuatu yang ditakutinya. Karena tujuan utama dari pada bekerja ditangan orang
lain, ia bertekad untuk mulai mendirikan usaha tanpa memikirkan resiko resiko
yang akan terjadi. Awalnya sih mendirikan Bentuman Pizza dan roti tapi kurang
berhasil hanya bertahan sampai 3 bln lalu ia mendrikan mbah jingkrak. Hingga
nekat membuka sistem franchisee.
2.
Gaya
kepemimpinan apakah yang dikembangkan dalam Restoran Mbah Jingkrak? Untuk mendukung kepemimpinan tersebut,
strategi-strategi apakah yang dilakukan oleh Top Management terhadap semua
karyawan? Apakah menurut anda berhasil kepemimpinan tersebut?
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang
memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri
secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin
yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang
telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan
Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis
adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap
ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.
Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang
tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas /
Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya
terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif
menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
Gaya kepemimpinan yang
dikembangkan oleh Ny. Ajeng Astri Denaya adalah gaya kepemimpinan Demokratis. Strategi yang dilakukannya yaitu :
1.
Pada sistem
franchise disusun oleh management sendiri. Hingga secara rutin memberikan
training kepada karyawannya agar semua pekerjaan sesuai SOPnya.
2.
Bekerja sama dengan
karyawan. Saling berkomunikasi dalam setiap hal pekerjaan.
3.
Sangat
mensejahterakan karyawannya hingga memikirkan kehidupan pribadinya seperti
memberi fasilitas cicilamn mobil, dsb
4.
Akan terus membuat
semua karyawannya merasa senang karna hal tersebut bisa membuat mereka lepas
dan tidak ada beban dalam bekerja
5.
Tidak
menemprioritaskan umur seorang pegawai dan tidak harus berpendidikan tinggi
juga. Yang penting ia pandai memasak dan yg paling penting mempunyai citarasa
yang enak terutama harus memegang masakan leluhur.
Kepemimpinan Ajeng Astri
Denaya tentunya berhasil sekali. Karena tipe kepemimpinan demokratis seperti dia
akan dapat membangun usaha yang sukses. Terutama dalam usaha kuliner,
stategi-strategi kepemimpinannya sangat luar biasa dapat mensejahterakan banyak
orang.
3.
Jelaskan
resiko-resiko yang mungkin muncul dalam bisnis restoran terkait dengan Restoran Mbah
Jingkrak?
Apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir resiko-resiko tersebut? faktor-faktor apa sajakah
yang menjadi penentu keberhasilan seseorang atau perusahaan bisa meminimalkan
resiko-resiko usaha?
Dalam berbisinis kuliner,
banyak sekali resiko-resiko yang harus dihadapi. Karena makanan adalah salah
satu kebutuhan pokok semua kalangan dari yang muda hingga yang tua. Sehingga
jika memkuni bisnis kuliner tentu saja memiliki peluang untuk laris dan banyak
pembelinya. Namun semua bisnis tentu saja mempunyai resiko. Resiko resiko yang
mungkin terjadi pada resto Mbah Jingkrak diantaranya:
1. Resiko terjadinya perubahan selera konsumen dari yang tadinya suka pedas
menjadi tidak suka. Sehingga tingkat konsumen menurun.
2. Resiko bahan baku atau masakan yang
tidak tahan lama hingga akan merugikan perusahan.
3. Resiko rasa yang berbeda. Ada istilah
“beda tangan beda rasa”. Jadi koki sangat berperan penting untuk urusan citarasa.
4. Resiko adanya pesaing dari luar.
Pesaing yang membuka resto yang sama atau menjiplak menu makananya.
5. Resiko pemilihan lokasi. Dalam mementukan lokasi, tentu saja akan
mempengaruhi tingkat konsumen.
Secara teori
beberapa hal yang bisa menjadi
pertimbangan dalam meminimalisasi risiko bisnis kuliner :
1. Pahami produk kuliner anda.
Sebelum memulai bisnis kuliner,
anda harus mempelajari produk kuliner yang akan anda jual. Membuka rumah makan,
membuat kue, menjadi agen produk kuliner, atau menjual bahan makanan setengah
jadi. Setiap produk kuliner memiliki keunikan dan faktor resiko tersendiri.
Untuk rumah makan faktor resiko pasti lebih besar dibanding yang lain, karena
menyangkut berbagai jenis makanan yang jika tidak habis akan menimbulkan
kerugian lebih besar sehingga anda harus benar-benar mempelajari pangsa pasar
sebelum memulai
2. Kuantitas
Untuk meminimalisasi resiko dalam
bisnis kuliner, ketika baru memulai dan belum bisa memprediksikan jenis menu
apa saja yang akan dibeli konsumen, maka perlu strategi agar tidak banyak
membuang makanan sisa. Caranya adalah membuat dalam jumlah kecil terlebih
dahulu, sambil melihat selera pasar. Setelah berjalan beberapa saat akan mulai
terlihat selera pasar sehingga bisa menjadi pertimbangan makanan apa yang bisa
disediakan dalam jumlah yang banyak dan menu makanan apa yang sebaiknya tetap
disediakan dengan porsi yang lebih sedikit.
3. Sistem Pesanan
Meminimalisasi resiko dalam
bisnis kuliner dapat pula dilakukan dengan system made by order. Sehingga tidak
mendisplay semua menu namun hanya membuat sesuai pesanan saja. Untuk
tetap menjangkau banyak konsumen bisa dengan alat bantu promosi lain, misal
dengan menyebarkan brosur atau dengan memasang iklan.
Jika dilihat dari teori dan resiko-resiko yang terjadi
maka kita dapat meminimalisir resiko tersebut, diantaranya:
1.
Mempertahankan cita
rasa yang digemari konsumen. Jangan sangan sampai konsumen bosan untuk membeli
masakan yg dijual.
2.
Menciptakan menu
menu baru agar konsumen tidak bosan dalam menu yg kita sajikan.
3.
Menciptakan
inovasi-inovasi baru agar pesaing kita kalah dan pelanggan kita pun tidak akan
lari kepada pesaing kita
4.
Kualitas koki harus
dipertahankan karena sangat berpengaruh sekali pada citarasa.
5.
Pilihlah tempat
yang stategis dalam membuka cabang. Pilih sesuai jenis usaha yang kita buat dan
siapa sasaran konsumennya
4.
Beberapa tahun yang lalu, Restoran Mbah Jingkrak pernah
membuka cabangnya di Bandung tepatnya di Jalan Aceh. Tetapi setahun kemudian
tutup. Menurut anda mengapa restoran tersebut tidak dapat berkembang sementara
di kota lainnya berkembang pesat? Jelaskan secara rinci dari sisi bauran
pemasarannya!
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup, untuk berkembang, dan
mendapatkan laba. Arti pemasaran biasanya sering disalah artikan dengan
pengertian penjualan, perdagangan dan distribusi. Padahal istilah-istilah
tersebut hanya merupakan satu bagian dari aktivitas pemasaran secara
keseluruhan. Proses pemasaran dimulai jauh sebelum barang diproduksi dan tidak
berakhir dengan penjualan tetapi bagaimana dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen.
Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar
yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tiga unsur konsep pemasaran:
- Orientasi
pada Konsumen
- Penyusunan
kegiatan pemasaran secara integral
- Kepuasan
Konsumen
Strategi pemasaran di kota
bandung mungkin kurang berjalan dengan lancar. Lokasi resto juga kurang strategis
sehingga banyak orang yang belum tau . Selain itu sasaran konsumen juga salah
karena warga bandung kurang menggemari masakan jawa. Rasanya yang manis dan
banyak bumbu serta menu-menunya kurang disukai masyarakat Bandung.
5.
Apakah
ada keterkaitan antara apa yang sudah dibahas di pertemuan pertama sampai
dengan pertemuan ke tujuh? Jelaskan keterkaitan antara berpikir perubahan,
berpikir kreatif, berorientasi pada tindakan, pengambilan resiko, kepemimpinan
dan etika bisnis! Bagaimana anda menerapkan hal-hal tersebut dalam kehidupan
anda di masa depan?
Berpikir perubahan itu perlu dilakukan karena dengan
berpikir perubahan seseorang bisa melakukan banyak hal, mulai dari dapat
mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan, dapat menyelamatkan nasib
orang lain atau dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan
seseorang dalam melakukan sesuatu.
berpikir perubahan
sangatlah banyak, diantaranya adalah:
1.Merubah
kebiasaan yang mungkin dahulunya tidak baik, menjadi lebih bermakna dan lebih
baik
2. Dapat memotivasi untuk mencoba hal baru yang lebih bermanfaat
3. Meningkatkan kemampuan berkreasi dalam diri seseorang
4. Membuat orang semakin percaya diri dalam menjalani kehidupan
5. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah
2. Dapat memotivasi untuk mencoba hal baru yang lebih bermanfaat
3. Meningkatkan kemampuan berkreasi dalam diri seseorang
4. Membuat orang semakin percaya diri dalam menjalani kehidupan
5. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah
Seperti yang telah diuraikan
diata ciri – ciri pemikiran kreatif secara umum yaitu :
a. sensitif terhadap masalah-masalah,
b. mampu menghasilkan sejumlah ide besar,
c. fleksibel,
d. keaslian,
e. mau mendengarkan perasaan,
f. keterbukaan pada gejala bawah sadar,
g. mempunyai motivasi,
h. bebas dari rasa takut gagal,
i. mampu berkonsentrasi,
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala
keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala
pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter
tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin
yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam
gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas
yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan
penyelesaian masalah yang dihadapi.
Berdasarkan semua teori
diatas, antara berpikir perubahan, berpikir
kreatif, berorientasi pada tindakan, pengambilan resiko, kepemimpinan dan etika
bisnis itu sangat keterkaitan. Dalam jiwa seorang wirausaha
tentunya harus mempunyai sikap seperti teori-teori diatas. Awal mulanya diawali
dengan perubahan pola pikir, terus mengambil suatu tindakan atau mencoba
memulai usaha, dengan menghadapi resiko resiko yang ada hingga mengatasi semua
resiko resiko tersebut. Lalu seorang wirausaha tentunya harus mempunyai jiwa
kepemimpinan yang baik agar usah aberjalan dengan lancar dan mensejahterakan
karyawannya.
Cara saya menerapkannya:
Saya akan merubah polapikir
terlebih dahulu. Bahkan dari mulai saya belajar kewirausahaan termotivasi untuk
menjadi seorang wirausaha. Ingin membuka usaha dan berhenti bekerja disuatu
perusahaan. Karna menjadi seorang pegawai itu jenuh sekali. Dengan itu saya
berpikir membangun jiwa seorang wirausaha. Setelah menjadi seorang wirausaha
tentunya saya akan menghadapi semua resiko yang menimpa hingga menyelesaikan
permasalahannya. Dan tentunya saya akan menjadi seorang pengusaha yang
mempunyai jiwa kepemimpinan yg dapat mensejahterkan karyawannya.
No comments:
Post a Comment