TUGAS MANAGEMEN KEUANGAN
“MANAGEMEN PIUTANG”
OLEH:
ERNA SARIFATULLOH – 011304028
RISDA APRIAYANI – 001304008
UNIVERSITAS WIDYATAMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI REGULER B
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. yang
telah memberi kesempatan kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan paper
sebagi tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan. Selawat dan salam marilah kita
sampaikan kepada baginda Muhammad saw. beserta keluarga dan para sahabat
beliau. Pada kesempatan ini kami mencoba untuk enulis sebuah makalah yang
berjudul “MANAJEMEN PIUTANG” Ucapan
terima kasih tim penulis kepada Bapak Mochamad Kohar Mudzakar, S.E, M.S.i
selaku dosen Mata Kuliah Manajemen Keuangan.
Untuk penyempurnaan karya tulis ini, penulis memohon
kritikan dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif. Mudah mudahan
makalah ini bernmanfaat sebagai bahan kuliah bagi segenap mahasiswa
Fakultas Ekonomi yang sedang menempuh perkuliahan Manajemen Keuangan.
Bandung, April 2015
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap pemimpin perusahaan selalu menginginkan
penjualan barang daganganya dibayar secara tunai. Namun, di lain pihak,
penjualn secara kredit justru akan memberi peluang untuk peluasan pasar
sehingga dapat menambah laba usaha, meski hal ini juga bukan tanpa resiko.
Biasanya keberhasilan suatu perusahaan dilihat dari segi financialnya, yaitu
seberapa besar laba yang di peroleh dari hasil usahanya. Sehingga setiap
perusahaan berlomba-lomba menaikan besaran profit yang didapatnya. Namun untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, suatu perusahaan harus mengoptimalkan segala
kegitan dalam perusahaan tersebut, baik itu produksi, pemasaran maupun
penjualannya.
Masalah yang umum dihadapi perusahaan ialah penagihan piutang yang telah
jatuh tempo tidk selalu daapat diselesikan seluluhnya. Jika keadaan itu terus
berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka modal perusahaaan akan semakin
kecil. Dengan begitu penagihan piutang perlu mendapat perhatian dan
penanganan serius agar resikoyang mungkin timbul dapat dihindari sekecil
mungkin. Dalam hal ini, pimpinan seharusnya juga turut aktif mengelola
penagihan piutang agar tidak sampai menghambat operasi atau
kegiatan perusahaan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian piutang?
2. Apa pentingnya ivestasi pada piutang?
3. Apa prinsip pada pemberian kredit?
4. Bagaimana pengukuran efesiensi piutang?
5. Berapa anggaran pengumpulan piutang?
6. Bagaimana analisis pada kebijakan piutang?
BAB II
PENJELASAN
1. Pengertian Manajemen piutang
Menurut Anton M. Samosir
mengartikan bahwa piutang sebagai unsure modal kerja yang selalu berputar
menurut siklus perusahaan normal. Sedangkan menurut Indriyo, piutang dipakai
dalam arti yang sempit, yaitu hanya menunjukkan tagihan yang akan dilunasi
degan uang.
Sehingga piutang dapat
diartikan sebagai tagihan
kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa
lalu. Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang atau industri menginginkan
penjualan cash, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau
alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit akan
dapat meningkatkan omset penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya
penerimaan kas, sehingga membutuhkan investasi yang lebih besar. Selain itu
dapat juga mengakibatkan kerugian karena menunggak atau bahkan tidak tertagih.
Semakin lama piutang tertunggak akan semakin besar investasi yang dibutuhkan.
Piutang, salah satu jenis
transaksi akutansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada
seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan
yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas
bisnis, hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan
mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu
tenggat waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran. Piutang-
piutang dapat digologkan atas:
1. Piutang
Usaha (trade receivabel)
Piutang usaha merupakan segala tagihan dari penjualan
barang-barang atau jasa yang dilakukan secara kredit oleh perusahaan. Jika
tagihan itu didukung oleh tagihan tertulis oleh debitor kepada perusahaan untuk
membayar pada suatu tanggal tertentu, piutang tersebut adalah piutang wesel.
2. Piutang lain-lain (non trade
receivabel)
Piutang lain-lain merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan
barang maupun jasa dalam kegiatan normal perusahaan, dalam hal ini posisi
piutang dalam siklus aktiva lancar
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam Piutang
1. Volume penjualan kredit,
semakin besar volume penjualan kredit, makin besar investasi yang tertanam
dalam Piutang
2. Syarat pembayaran
(termin), semakin lama masa kredit,semakin besar invesatasinya.
3. Ketentuan tentang pembatasan
kredit, batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon kredit,
semakin besar plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang diperlukan)
dan kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan
semakin memperkecil investasi dalam piutang).
4. Kebijakan pengumpulan piutang,
pengumpulan piutang dapat bersifat aktif (menggunakan debt
collector)pengumpulan piutang lebih tepat waktu tetapi perlu tambahan biaya
pengumpulan piutang, atau pasif yaitu keyakinan bahwa debitur menepati janji,
maka resiko tertunggaknya piutang lebih besar.
5. Kebiasaan membayar dari para
langganan, apabila sebagian besar pelanggan membayar pada masa
diskon (termin 2/10;n/30), maka membutuhkan investasi lebih kecil, tetapi jika
pelanggan membayar pada hari ke 30 atau bahkan menunggak, perlu invstasi yg
besar
3. Prinsip Pemberian Kredit
a. Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari seseorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa calon debiturnya memiliki reputasi baik, artinya selalu menepati janji dan tidak terlibat hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi, pemabuk, atau penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon debitur dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari seseorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa calon debiturnya memiliki reputasi baik, artinya selalu menepati janji dan tidak terlibat hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi, pemabuk, atau penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon debitur dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.
b. Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Bank harus mengetahui secara pasti atas kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis usahanya dari waktu ke waktu. Pendapatan yang selalu meningkat diharapkan kelak mampu melakukan pembayaran kembali atas kreditnya. Sedangkan bila diperkirakan tidak mampu, bank dapat menolak permohonan dari calon debitur. Capacity sering juga disebut dengan nama Capability.
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Bank harus mengetahui secara pasti atas kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis usahanya dari waktu ke waktu. Pendapatan yang selalu meningkat diharapkan kelak mampu melakukan pembayaran kembali atas kreditnya. Sedangkan bila diperkirakan tidak mampu, bank dapat menolak permohonan dari calon debitur. Capacity sering juga disebut dengan nama Capability.
c. Capital
Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola calon debitur. Bank harus meneliti modal calon debitur selain besarnya juga strukturnya. Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya.
Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola calon debitur. Bank harus meneliti modal calon debitur selain besarnya juga strukturnya. Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya.
d. Condition
Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Penilaian kondisi dan bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Penilaian kondisi dan bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
e. Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun yang nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun yang nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5. Pengukuran Efesiensi
Piutang
Selanjutnya
penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P kredit dengan
unsur penilaian sebagai berikut:
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadiaannya di masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadiaannya di masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
3. Perpose
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.
6. Profitabillity
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
6. ANGGARAN
PENGUMPULAN PIUTANG
Anggaran
Piutang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
sejumlah piutang perusahaan beserta perubahan-perubahanya dari waktu ke waktu
selama periode yang akan datang.Anggaran piutang menunjukan besarnya piutang
dari transaksi-transaksi penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan.
Anggaran
tersebut menerangkan mengenai jumlah piutang yang tertagih dari waktu ke waktu,
serta menunjukan pula sisa piutang yang belum tertagih dari waktu ke waktu
selama periode yang akan datang. Penjualan secara kredit ini dilakukan
perusahaan dalam rangka meningkatkan jumlah penjualan hasil produksinya
dipasar,mengingat keadaan persaingan yang semakin besar.
Piutang
dagang memiliki berbagai jenis beban dan biaya yang timbul akibat menjual
produk secara kredit,diantaranya yaitu :
1. Biaya modal
2. Biaya administrasi piutang, seperti
biaya penagihan piutang dan biaya organisasi perunit kerja yang deserahi tugas
mengelola piutang.
3. Piutang mungkin tidak seluruhnya
dapat ditagih karena adanya resiko debitor tidak bertanggung jawab (melarikan
diri) atau bangkrut.
7. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN ANGGARAN PIUTANG
Beberapa
langkah-langkah didalam menyusun anggaran piutang, antara lain :
·
Menentukan besarnya jumlah penjualan
tunai dan jumlah penjualan kredit yangv dihasilkan oleh
suatu perusahaan dalam jangka waktu satu bulan atau triwulan.
·
Menentukan besarnya Bed debts atau
besarnya piutang tak tertagih yang harusv
dicadangkan.
·
Mengetahui atau mengidentifikasi
besarnaya term of credit.
·
Perhatikan kemungkinan adanya bunga
untuk penjualan kredit.
·
Menyusus dalam bentuk tabel-tabel yang sistematis
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan
datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang, salah satu
jenis transaksi akutansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada
seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan
yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Kebijaksanaan kredit (standar
kredit/kualitas rekening yang diterima, jangka waktu/periode kredit yang
diberikan, discount/potongan tunai yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete