HADIST
ILMU HADIST
PERTANYAAN
:
1. Apa perbedaan hadist dengan sunah ?
2. Kenapa dalam beribadah harus berpolakan sesuai
dengan sunah Rosululloh saw ?
3. Bagaimana sikap kita meng ekspresikan rasa cinta
kepada Rosululloh saw?
Jawaban :
1. perbedaan
Hadist Dan Sunah
Hadist
oleh kebanyakan ulama diartikan sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada
Nabi Muhammad saw, baik berupa pertkataan , perbuatan , ketetapan, maupum
tingkah laku Nabi Muhammad saw.Hadist secara tidak langsung adalah segala
sesuatu yang diberitakan berasal dari Nabi Muhammad saw. Adapun sunnah adalah
segala yang dinukil dari Nabi Muhammad saw , baik berupa perkataan , perbuatan
, ketetapan , sifat dan tingkah laku Nabi yang mempunyai nilai ibadah dan
hukum.Sunah pada dasarnya hampir sama dengan hadist .Perbedaannya hadist lebih
bersifat umum sedangkan sunnah lebih bersifat khusus. Hadist adalah segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw tanpa terkecuali , sedangkan sunnah
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan perbuatan perbuatan beliau yang
mempunyai akibat hukum dan ibadah .
2. karena tidak semua ibadah yang dilakukan seorang
hamba akan diterima oleh Allah. Bahkan sebagian dari hamba tersebut amalannya
sia-sia di sisi Allah. Hal itu terjadi karena hamba tersebut lalai untuk
memenuhi syarat diterimanya ibadah, yaitu ikhlas, ittiba’ (mengikuti petunjuk
rasulullah), dan beragama Islam.
Oleh karena itu seseorang tidak boleh
membuat-buat jenis ibadah sendiri, baik berupa jenis ibadah baru atau tata cara
ibadah yang menyelisihi tata cara ibadah yang dicontohkan oleh Rasulullah
(walaupun jenis ibadahnya berdalil). Karena tata cara ibadah telah diajarkan
secara rinci dari perkara yang kecil sampai perkara yang besar .
Karena Rasulullah telah mengajarkan kepada
kita perkara yang kecil seperti tata cara buang air besar, maka tentu perkara
yang lebih penting -yaitu tata cara beribadah- telah diajarkan oleh beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga sudah seharusnya kaum muslimin bersikap
kritis terhadap ibadah yang dilakukan dengan bertanya “Adakah dalil yang
memerintahkan ibadah ini?!”. Jika tidak ada dalilnya, maka tinggalkan dan
jangan dilakukan.
Jadi beribadah yang benar harus berpolakan
sesuai dengan sunah Rosululloh saw.
3.
Ada beberapa cara untuk mengekspresikan rasa cinta kepada Rosululloh saw diantaranya :
·
Mengikuti dan meneladani Rasulullah dalam
segala aspek kehidupan beliau, karena semua sunah baik ucapan, perbuatan dan
ketetapan beliau bersih dari motif syahwat dan kepentingan pribadi, kelompok
apalgi keluarga. Jadikan sunah beliau sebgai sumber inspirasi dan peradaban.
Memang tidak semua orang bisa
mengikuti Rasulullah dan menjadikan beliau sebagai idola dan teladannya, mari
kita simak firman Allah SWT,
“Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
(QS. Al Ahzaab [33]: 21)
Di ayat ini dijelaskan tiga kriteria
orang yang dapat menjadikan rasul sebagai teladan dan idola.
-
Mengharap rahmat (ampunan atau keberkahan)
Allah.
-
Mengharap datangnya hari kiamat, dengan kata
lain iman dengan hari kiamat.
-
Banyak berdzikir (mengingat Allah)
Kenapa kita tidak bias menjadikan rasul sebagai
idola dan teladan kita, jawabnya, karna dalam diri kita tidak terkumpul tiga
kriteria ini. Sehingga yang diharapakn untuk bisa menjadikan rasul
sebagai idola dan teladannya adalah bukan yang suka dengan pesta pora, hura
hura, clubbing, dugem, apalagi kemaksiatan dan dosa, tetapi yang mengaku
beriman, berharap rahmat Allah dan ingat Allah lebih dominan.
·
Dalam sebuah riwayat dijelaskan, “Siapa
yang berbahagi dengan cinta Rasul hendaknya memperbanyak membaca Al Qur`an“.
Al Quran merupakan kitab suci, kalam ilahi dan mukjizat terbesar dan abadi Nabi
Muhammad SAW, adalah cinta kosong jika kita tidak menjadikan Al Qur`an sebagi
kitab atau buku yang sering kita baca, pahami, kaji dan amalkan. Isi Al Quran
sudah mengkristal dalam sosok Rasulullah, beliau adalah Al Qur`an berjalan di
muka bumi. Seperti dijelaskan Aisyah saat ditanya oleh salah seorang sahabat,
bagaimana aklak nabi?, Aisyah menjelaskan “Akhlak nabi Adalah Al Qur`an”,
rupanya sahabat itu bertanya lagi, “Telalu besar buat saya jika Al Qur`an,
adakah yang lebih rinci lagi” lalu Aisyah menganjurkanya agar membaca surah Al
Mukminun ayat 1 -11, itulah inti Akhlak Nabi.
“Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya, dan
orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga
kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka
miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa
mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,
dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan
mewarisi, (ya`ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.”
(QS. Al Mukminuun [23]: 1-11)
·
Memperbanyak shalawat kepada Rasullah. Seperti
pepatah arab mengatakan “man ahabba sya`an katsura dzikruhu/siapa
yang mencintai sesuatu maka aia akan banyak mengingat dan menyebutnya“.
Perintah bershalawat hukumnya wajib, bahkan Allah dan para malikatpun juga
bershalawat untuk nabi, rasanya amat cukup shalawat Allah dan para
malaikatnya yang suci, tetapi kenapa kita masih diperintahkan, tak lain agar
kita menladani Allah dan rasulnya serta merasakan keberkahan dari shalawat ini
yang akan berbuah syafaat (pertolongan) dari nabi untuk kita yang penuh dengan
kekurangan dan dosa ini.
No comments:
Post a Comment