Pertanyaan :
1.
Apa
perbedaan hadist dengan sunnah ?
2.
Kenapa
dalam beribadah harus berpolakan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW ?
3.
Bagaimana
sikap kita mengekspresikan rasa cinta kepada Rasulullah SAW ?
Jawaban
:
1.
a. Hadist
Hadist
oleh kebanyakan ulama diartikan sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada
Nabi Muhammad saw, baik berupa pertkataan , perbuatan , ketetapan, maupum
tingkah laku Nabi Muhammad saw.Hadist secara tidak langsung adalah segala sesuatu
yang diberitakan berasal dari Nabi Muhammad saw.
b. Sunah
Adapun
sunnah adalah segala yang dinukil dari Nabi Muhammad saw , baik berupa
perkataan , perbuatan , ketetapan , sifat dan tingkah laku Nabi yang mempunyai
nilai ibadah dan hukum.Sunah pada dasarnya hampir sama dengan hadist
.Perbedaannya hadist lebih bersifat umum sedangkan sunnah lebih bersifat
khusus. Hadist adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw
tanpa terkecuali , sedangkan sunnah adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan perbuatan perbuatan beliau yang mempunyai akibat hukum dan ibadah .
2.
Pada
ayat 59 surah al-Nisa, Allah Swt berfirman:
﴿یا أَیُّهَا
الَّذینَ آمَنُوا أَطیعُوا اللَّهَ وَ أَطیعُوا الرَّسُول ... ﴾
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul-(Nya) dan ulil amri
di antara kamu.”
Demikian
juga pada ayat 80 surah yang sama disebutkan:
﴿مَنْ یُطِعِ
الرَّسُولَ فَقَدْ أَطاعَ اللَّهَ﴾
“Barang
siapa yang menaati rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah.”
Karena
apa pun yang disampaikan Rasulullah Saw maka hal itu bersumber dari Allah Swt
dan beliau tidak dapat berkata-kata sesuatu sebagai hukum Allah Swt dari
dirinya kemudian menyandarkannya kepada Allah Swt. Perintah-perintah Allah Swt
semuanya sampai kepada Rasululllah Saw melalui wahyu dan Rasulullah Saw hanya
penyampai pesan-pesan Ilahi; karena al-Quran menyatakan, “
﴿وَ ما یَنْطِقُ
عَنِ الْهَوى. إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْیٌ یُوحى﴾
“Dan dia
tidak berbicara menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Qs. Al-Najm [53]:3-4)
Dengan
demikian, sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa yang dimaksud sebagai
ketaatan kepada Allah Swt adalah menjalankan hukum-hukum Allah Swt entah itu
bersumber secara langung dari al-Quran atau melalui sunnah Rasulullah Saw; dan
mengingat sabda Rasulullah Saw itu adalah firman Allah Swt dan perintahnya
adalah perintah Allah Swt, maka ketaatan kepadanya sejatinya bermakna ketaatan
kepada Allah Swt.
3.
Yang Pertama ; Hendaknya kita
selalu ingat bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang paling baik dan paling
berjasa kepada kita, bahkan melebihi orang tua kita sendiri. Beliaulah yang
mengeluarkan kita dari zaman kegelapan menuju cahaya (terang bernderang), yang
menyampaikan agama serta kebaikan kepada kita, dan memperingatkan kita dari
kemungkaran. Kalau bukan karena rahmat Allah SWT yang telah mengutus beliau
Rasulullah SAW, tentu kita sudah hidup tenggelam dalam kesesatan.
Yang Kedua ; Merenungi
perjalanan hidup Rasulullah SAW, jihad, kesabarannya, serta yang Rasulullah SAW
korbankan demi tegaknya agama ini, dan dalam menyebarkan tauhid serta
memadamkan syirik. Sungguh hal tersebut sesuatu upaya yang tidak bisa dijangkau
oleh siapa pun.
Yang Ketiga ; Merenungi keagungan
akhlak Rasulullah SAW, sifat, dan sikapnya yang sangat sempurna. Beliau rendah
hati kepada kaum Mukminin dan sangat keras terhadap orang-orang yang munafik
dan musyrik. Beliau juga pemberani, dermawan, dan penyayang. Sebagaimana firman
Allah SWT ; {“
Sungguh sudah terdapat pada (diri) Rasulullah SAW itu suri teladan yang sangat
baik bagi engkau “} (QS. Al-Ahzab ; 21)
Yang Keempat ; Dengan mengetahui
kedudukan beliau di sisi Allah SWT. Beliau merupakan orang yang paling mulia di
antara segenap umat manusia, beliau adalah penutup para Nabi, yang sangat
diistimewakan pada hari kiamat kelak, atas seluruh Nabi untuk memberikan
syafa’at uzhma (agung), yang memiliki kedudukan terpuji (maqam mahmud), orang
yang pertama kalo membuka pintu surge dan berbagai keutamaan Rasulullah SAW
lainnya.